Gatot Nurmantyo Tuding PKI Susupi TNI, Panglima: Tidak Bisa Hanya Berdasarkan Keberadaan Patung

Ia mengatakan, sebagai institusi, TNI selalu memedomani faktor mental dan ideologi merupakan sesuatu yang vital.

Editor: Yaspen Martinus
tni.mil.id
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjawab isu paham komunisme menyusup di tubuh TNI. 

Lewat keterangan tertulis, Kapen Kostrad Kolonel Inf Haryantana mengatakan, dalam diskusi yang digelar secara daring tersebut, diputar sebuah klip video pendek yang memperlihatkan Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat.

Museum itu disebut berada di bekas ruang kerja Panglima Kostrad (Pangkostrad) Mayjen Soeharto ketika peristiwa G30S terjadi.

Di dalam museum itu juga disebut tadinya terdapat diorama yang menggambarkan suasana di pagi hari, 1 Oktober 1965, beberapa jam setelah enam Jenderal dan seorang Perwira muda TNI AD diculik pasukan kawal pribadi presiden, Cakrabirawa.

Adegan yang digambarkan itu disebut merupakan saat Mayjen Soeharto menerima laporan dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.

Sementara, Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution yang selamat dari upaya penculikan PKI beberapa jam sebelumnya, juga disebut duduk tidak jauh dari Soeharto dan Sarwo Edhie.

Dalam ruang kerja Pak Harto juga disebutkan ada patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution, yang menggambarkan saat kritis (setelah penculikan enam Jenderal TNI AD) dan rencana menyelamatkan negara dari pengkhianatan PKI.

Sekaligus, peran utama Panglima Angkatan Darat, Pangkostrad, dan Resimen Parako yang kini menjadi Kopassus.

Oleh karena itu, Haryantana menyatakan tidak benar Kostrad mempunyai ide membongkar patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution, di Museum Dharma Bhakti Markas Kostrad.

Pada Hari Senin tanggal 30 Agustus 2021, kata Haryantana, Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution didampingi Kaskostrad dan Irkostrad, bersilaturahmi kepada Pangkostrad, untuk meminta pembongkaran patung-patung tersebut.

"Bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution."

"Karena pada saat menjabat Pangkostrad periode (9 Agustus 2011 sampai dengan 13 Maret 2012), beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut," jelas Haryantana.

Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution, kata dia, meminta patung-patung yang telah dibuatnya, dibongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilakan.

Ia menegaskan, tidak benar Kostrad menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI).

Pembongkaran patung-patung tersebut, kata dia, murni keinginan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide.

"Disimpulkan bahwa Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI) Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad."

"Tapi pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," terangnya. (Gita Irawan)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved