Pendidikan
Disdikbud Kota Tangsel Realisasikan GSBM sebagai Peningkatan Mutu Pendidikan
Kepala Disdikbud Kota Tangsel Taryono, pendidikan dan layanan pembelajara harus tetap berkualitas dan bermakna saat pandemi Covid-19.
Penulis: Rizki Amana | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) telah mengizinkan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) saat pandemi Covid-19 masih melanda.
Kegiatan PTM di sekolah untuk seluruh tingkat pendidikan dilakukan dengan pembatasan jumlah murid.
Peserta PTM harus mengindahkan penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 secara ketat.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tangsel Taryono, pendidikan dan layanan pembelajara harus tetap berkualitas dan bermakna saat pandemi Covid-19.
Taryono mengatakan, saat PTM berlangsung terbatas, Disdikbut Kota Tangsel terus melakukan peningkatan program yang telah direalisasikan sejak tahun 2017.
Program tersebut bernama GSBM yakni Gerakan Sekolah Bersih dan Menyenangkan.
"Selanjutnya kami pun sekarang ini sedang meng-update sebuah program yang sudah launching di tahun 2017 yaitu Gerakan Sekolah Bersih dan Menyenangkan," ujarnya.
Baca juga: Kaum Milenial di Kota Tangsel Sambut Baik Dibukanya Kembali Fitness Centre
Baca juga: Tiang dan Kabel Utilitas Ganggu Pejalan Kaki di Pedestrian Pondok Ranji Kota Tangsel Ditertibkan
Dia menjelaskan, program GSBM yang digalakkan pihaknya sejak tahun 2017 bertujuan untuk mewujudkan lingkungan sekolah bermakna bagi pelajar.
Kendati PTM berlangsung di tengah ancaman pandemi covid-19, Taryono mengaku kondisi dan situasi tersebut tak menyurutkan untuk dapat menghasilkan kegiatan pendidikan bermutu.
"Ini adalah bertujuan bagaimana kita bisa mewujudkan sekolah menjadi rumah kedua bagi para siswa."
"Sekolah yang aman, sekolah yang asri, yang indah dan sekaligus menyenangkan bagi para peserta didik," ujarnya.
Menurut Taryono langkah tersebut dapat meningkatkan mutu pembelajaran bagi pelajar hingga bakat-bakat yang dimilikinya terus tergali saat berada di lingkungan sekolah.
"Sehingga dengan kondisi yang menyenangkan itulah maka siswa bisa mengeksplor semua bakat-bakatnya dan bisa meningkatkan kualitas pembelajarannya."
"Nah ini yang sedang terus digalakkan juga dikomunikasikan kepada semua guru dan semua stakeholder di sekolah," ujarnya.
Baca juga: Kadinkes Kota Tangsel Pastikan tak Ada Kasus Infeksi Covid-19 pada Kegiatan PTM Terbatas
Baca juga: Kadinkes Kota Tangsel Sebut Tak Ada Kasus Covid-19 Selama Kegiatan PTM Sekolah Terbatas
Program tersebut juga bertujuan meningkatkan pelayanan pendidikan bagi tenaga pengajar.
Dia mengatakan, program tersebut merujuk pola komunikasi antara tenaga pengajar dengan pelajarnya.
Pola komunikasi tenaga pengajar diciptakan secara harmonis untuk mewujudkan pendidikan karakter pelajar.
"Komunikasi guru dengan siswa itu lebih harmonis lebih menyenangkan, tidak ada kata-kata yang menghardik, yang mendiskreditkan, membunuh karakter," ucap Taryono.
GSBM juga menyasar kesadaran tenaga pengajar bahwa setiap pelajar memiliki keistimewaan masing-masing.
Pengajar dituntut untuk dapat menggali keistimewaan pelajar agar dapat menumbuhkan bakat secara alami dengan bantuan pendidikan bermutu.
"Yang ada adalah apresiasi, penghargaan kepada peserta didik. Kesadaran bahwa setiap anak adalah istimewa, kesadaran anak itu memiliki bakat-bakat istimewa dan unik."
"Maka guru-guru harus memberikan layanan, memandang bahwa setiap siswa itu adalah istimewa," ujarnya.
Baca juga: Program Dishub Kota Tangsel dalam Mengejar Target Pendapatan Asli Daerah
Baca juga: Belum Ada Penambahan Sekolah yang Melangsungkan PTM, Ini Jawab Kadisdikbud Kota Tangsel
Pola pengajaran juga dituntut tidak membandingkan antar-pelajar pada program GSBM.
Alasannya, perbandingan antar-siswa justru akan berdampak penurunan minat pelajar dalam mengasah bakat alamiahnya.
"Tidak membandingkan satu siswa dengan siswa yang lain sehingga anak bahagia, anak itu senang," katanya.
Sementara itu, Taryono menambahkan, program GSBM telah terlaksana pada tingkat pendidikan di bawah naungan Disdikbud Kota Tangsel yakni PAUD, TK, SD, hingga SMP.
Secara bertahap sejak tahun 2017, satu per satu sekolah dilakukan perbaikan baik secara fisik bangunan maupun sumber daya manusia (SDM).
Hal itu dilakukan untuk merealisasikan program GSBM yang digaungkan Disdikbud Kota Tangsel.
"Semua, jadi kami sudah terus menggelar akan terus untuk di Kota Tangerang Selatan tentu saja sesuai dengan kewenangannya dari mulai jenjang PAUD, SD, dan SMP digelorakan melaksanakan Gerakan Sekolah Bersih dan Menyenangkan," ujarnya.
Program tersebut selaras dengan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupa Merdeka Belajar.
"Dan ini sesuai dengan program pemerintah yang disebut dengan Merdeka Belajar. Menjadikan siswa itu sebagai raja bagi diri sendirinya"
"Anak itu memiliki kebebasan dalam memilih apa yang disenangi apa yang ingin dipelajari tidak dipaksakan," ujar Taryono.