Virus Corona

Pemerintah Lebih Khawatirkan Mobilitas Masyarakat di Akhir Tahun Ketimbang Aktivitas Turis Asing

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan, kemungkinan itu sangat bisa dicegah.

Editor: Yaspen Martinus
Twitter@BNPB_Indonesia
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi MEpid mengatakan, gelombang ketiga tidak terjadi apabila dilakukan pengetatan di pintu masuk kedatangan melalui testing dan skrining. 

TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Ancaman lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga diprediksi akan terjadi, setelah pemerintah kembali membuka Bali dan Kepulauan Riau bagi turis asing.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan, kemungkinan itu sangat bisa dicegah.

Menurutnya, gelombang ketiga tidak terjadi apabila dilakukan pengetatan di pintu masuk kedatangan melalui testing dan skrining.

Baca juga: Tahun Depan Pemerintah Berencana Suntik Vaksin Booster untuk Lansia

"Ada beberapa hal untuk mencegah penularan, yakni wisatawan asing sudah vaksin lengkap, hasil PCR negatif, dan positivity rate kurang dari 5 persen," kata Nadia dalam bincang virtual, Jumat (15/10/2021).

Ia menekankan, pembukaan pintu masuk untuk wisatawan mancanegara ini sudah melewati tahap kajian, sehingga angka penularan di Indonesia diharap tidak melonjak.

"Kami ingin wisatawan yang datang dari negara yang pengendalian Covid-19 sangat bagus."

Baca juga: INI Tiga Jenis Interogasi Densus 88 Terhadap Terduga Teroris, Dilakukan Secara Humanis

"Mereka juga harus menunjukkan tanda booking selama di Indonesia," tutur Nadia.

Wisatawan asing juga harus menjalani masa karantina lima hari sebagai syarat perjalanan.

Nadia menambahkan, pemerintah sangat concern agar penyebaran varian baru tidak terjadi.

Baca juga: Rocky Gerung: Milenial Bingung dan Protes ke Saya, Jokowi Jeniusnya di Mana?

"Langkah antisipasi lain kita juga mewajibkan wisatawan menggunakan aplikasi PeduliLindungi, selama mereka melakukan aktivitas di Indonesia," jelasnya.

Nadia justru khawatir tingginya pergerakan masyarakat di akhir tahun 2021.

Libur Natal dan Tahun Baru dapat membuat pergerakan masyarakat secara besar-besaran.

Baca juga: Yasonna Laoly Coba Alat Pemadam Mutakhir di Lapas Cipinang, Tinggal Dilempar Api Padam

"Biasanya perayaan keagamaan dan liburan panjang itu berpotensi terjadi peningkatan kasus," ucap Nadia.

Ia menegaskan, negara lain yang sudah tenang penanganan dan angka vaksinasinya sudah tinggi, masih mengalami peningkatan kasus.

"Kita harus waspada karena pandemi belum selesai."

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 16 Oktober 2021: Dosis Pertama 106.669.970, Suntikan Kedua 62.7166.916

"Walaupun PPKM sudah pada level 2 atau 3."

"Artinya pandemi belum selesai, apalagi vaksinasi belum sampai 70 persen dari penduduk," urainya.

Mewakili pemerintah, ia mengingatkan masyarakat agar kegiatan berkumpul hanya boleh dilakukan bagi mereka yang sudah vaksin lengkap.

Baca juga: Rocky Gerung: Milenial Mau Lihat Pertengkaran Akademis Politik Indonesia Seperti di Luar Negeri

Menjadi tugas bersama untuk mengajak teman atau saudara segera melakukan vaksinasi dosis kedua.

"Kita jangan euforia, artinya enggak bisa kumpul-kumpul kalau belum divaksin."

"Kalau kesehatan terganggu, segera lakukan tes," imbaunya.

Baca juga: Densus 88 Selalu Dampingi Teroris Sejak Terduga Hingga Bebas, Ini Bermacam Pendekatan yang Dilakukan

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 19.318 orang per 15 Oktober 2021, dan sebanyak 142.811 orang meninggal.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 13 Oktober 2021, dikutip TribunTangerang dari laman Covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 859.623 (20.3%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 704.105 (16.6%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 483.505 (11.4%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 397.016 (9.4%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 157.481 (3.7%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 155.385 (3.7%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 131.940 (3.1%)

RIAU

Jumlah Kasus: 128.148 (3.0%)

BALI

Jumlah Kasus: 113.355 (2.7%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 109.174 (2.6%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 105.393 (2.5%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 89.606 (2.1%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 69.673 (1.6%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 63.246 (1.5%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 59.741 (1.4%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 53.781 (1.3%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 51.708 (1.2%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 49.404 (1.2%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 46.753 (1.1%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 45.356 (1.1%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 40.490 (1.0%)

ACEH

Jumlah Kasus: 38.115 (0.9%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 35.470 (0.8%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 34.482 (0.8%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 34.008 (0.8%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 29.683 (0.7%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 27.590 (0.7%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 23.065 (0.5%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 23.042 (0.5%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 20.068 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 14.555 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 12.293 (0.3%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 12.040 (0.3%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 11.752 (0.3%). (Reynas Abdila)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved