Kesehatan

Hati-hati Jalani Diet Tuna, Cara Ekstrem Menurunkan Berat Badan Cepat Ini Berakibat Fatal

Diet tuna adalah rencana makan rendah kalori, rendah karbohidrat, tinggi protein yang dibuat oleh binaragawan Dave Draper.

Penulis: Intan UngalingDian | Editor: Intan UngalingDian
Stylecraze
Ilustrasi seporsi ikan tuna. Diet tuna dianggap sebagai diet ekstrem yang dapat menurunkan berat badan secara cepat. Namun, diet tuna ini memiliki banyak kelemahan. 

Pembatasan kalori drastis seperti itu dapat mengakibatkan metabolisme lebih lambat.

Kehilangan massa otot, asupan nutrisi yang tidak memadai, dan rasa lapar ekstrem.

Makan tuna terlalu banyak dapat menyebabkan keracunan merkuri

Meskipun tuna adalah ikan sehat, tetapi tetap mengandung merkuri logam berat.

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), Anda harus membatasi asupan tuna kalengan atau cakalang hingga 340 gram per minggu.

Varietas tuna lainnya, seperti albacore, yellowfin, dan bigeye, memiliki kadar merkuri lebih tinggi dan harus dimakan lebih sedikit atau tidak sama sekali.

Diet tuna justru memungkinkan Anda lebih mudah kemasukan merkuri dan bisa melebihi batas.

Bahkan hanya makan tuna ringan, orang seberat 68 kg akan mengonsumsi 68 mcg merkuri setiap hari - 10 kali lipat dari jumlah yang disarankan.

Keracunan merkuri dikaitkan dengan kerusakan parah pada jantung, ginjal, sistem kekebalan tubuh, dan sistem saraf.

Baca juga: Diet Flexitarian: Panduan untuk Pemula yang Ingin Tahu Pola Makan Fleksibel dan Vegetarian

Sangat membatasi dan jangka pendek

Diet tuna sangat membatasi pilihan makanan dan nutrisinya.

Fase pertama hanya diikuti selama tiga hari sebagai upaya mencegah perubahan kebiasaan atau gaya hidup untuk mencapai penurunan berat badan jangka panjang .

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa sulit untuk mengikuti diet mode seperti diet tuna dan efek jangka panjangnya dipertanyakan.

Fokus pada penurunan berat badan jangka pendek tidak berkelanjutan sehingga menghambat kesuksesan jangka panjang.

Kelemahan lainnya

Potensi kerugian lain dari diet tuna meliputi:

Kurangnya individualisasi. Diet tuna tidak disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Anda.

Pola makan kaku gagal menjelaskan perbedaan individu.

Tidak ada penelitian ilmiah. Khususnya, diet ini tidak didukung oleh penelitian apa pun.

Tidak berkelanjutan. Diet ini tidak realistis atau aman untuk diikuti untuk waktu yang lama karena pembatasan dan kandungan merkuri yang tinggi. (Healthline.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved