Kriminal

46 Korban Perdagangan Orang Kembali ke Indonesia dari Myanmar dan Filipina Jalani Rehabilitasi

Sebanyak 26 orang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) kembali ke Indonesia dari Myanmar dan Filipina.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Hironimus Rama
Ilustrasi pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dibekuk. Sebanyak 46 orang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) kembali ke Indonesia dari Myanmar dan Filipina. 

Terakhir menyentuh angka 1.800 orang pada tahun 2023.

"Berdasarkan data itu peningkatan paling tajam terjadi antara tahun 2021-2022, yakni sampai 7 kali lipat meningkatnya," ujarnya.

Dari jumlah tersebut, mayoritas atau sekira 1.000 orang di antaranya dikirim ke luar negeri menjadi PMI ilegal menuju Kamboja.

Di sana, kata dia, mereka dipekerjakan pada perusahaan yang memiliki situs judi online untuk bekerja menjadi online scammer atau penipuan dengan iming-iming tawaran kerja di luar negeri.

"Paling banyak itu yang dikirim ke Kamboja, dari jumlah 1.800 ini, 1.000 orang di antaranya ke Kamboja, jadi sudah di atas 50 persen," katanya.

"Mereka semua bekerja di sektor perusahaan judi online dan rata-rata dipaksa bekerja menjadi online scammer," ujarnya.

Menurutnya, modus yang digunakan para pelaku untuk menggaet WNI.

Agar tertarik bekerka ialah dengan menawarkan pekerjaan yang memiliki pendapatan tinggi melalui media sosial.

Dia berharap, agar masyarakat tidak mudah tergiur dengan penipuan dengan lowongan kerja di luar negeri yang banyak beredar di media sosial dengan menawarkan gaji tinggi.

"Para korban PMI non-prosedural ini diiming-imingi kerja dengan gaji yang tinggi, namun ternyata dipekerjakan sebagai operator judi online, hingga online scamme," katanya.

"Jadi sangat berhati-hati dalam melamar pekerjaan melalui lowongan pekerjaan yang tidak jelas, kroscek dulu keabsahannya."

"Karena dalam catatan kami WNI di sektor ini semakin menyebar, yang tadinya hanya tercatat di Filipina dan Kamboja, sekarang sudah ada di Myanmar, Laos, Vietnam, dan bahkan UEA (Uni Emirat Arab-Red)," ujar Rina Komaria.

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved