Manuver Anies Cak Imin

Demokrat Bersyukur Ditelikung Anies, Sekarang Saja Tidak Pegang Komitmen, Bagaimana Jika Berkuasa?

Manuver Anies yang menggandeng Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin membuat para kader Partai Demokrat meradang.

Editor: Ign Prayoga
Youtube Partai Demokrat
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Partai Demokrat mengalami ujian. Setelah berbulan-bulan istiqomah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres), Partai Demokrat justru ditinggalkan oleh Anies. 

Manuver Anies yang menggandeng Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin membuat para kader Partai Demokrat meradang.

Mereka serentak menurunkan poster-poster Anies Baswedan.

Anies yang pernah meminta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pendampingnya, ternyata balik badan dan menggandeng Cak Imin.

 Merespons manuver Anies yang keterlaluan, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para kader Partai Demokrat menenangkan diri.

"Saya sangat mengerti perasaan, emosi para kader. Saya minta mari kita tenangkan hati dan pikiran kita. Ini bukan kiamat, bukan akhir dari pejuangan kita. Ini harus kita maknai sebagai ujian dan cobaan yang harus kita hadapi dan atasi. Ingat di balik kesulitan ada kemudahan," kata SBY dalam konferensi pers yang ditayangkan Youtube Partai Demokrat, Jumat (1/9/2023) sore.

"Meskipun kita dibeginikan oleh capres Anies dan mitra koalisi kita. Sesungguhnya kita harus bersyukur kepada Allah SWT. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Memang kita ditelikung dan ditinggalkan," kata SBY menambahkan.

SBY mengakui dan merasakan mitra-mitra koalisinya tidak jujur dan amanah.

"Berarti tidak bisa dipercaya dan ingkari hal yang telah disepakati. Tidak komitmen dan (tidak) memegang janjinya. Sekarang saja tidak memegang komitmen bagaimana nanti kalau pegang kekuasaan besar?" kata SBY.

SBY mengatakan kalau direnungkan dan diambil hikmahnya maka Partai Demokrat dibebaskan dari dosa yang dipikul bersama dan mengusung bersama pemimpin bangsa Indonesia.

"Selain itu kita ternyata juga tidak diijinkan berkoalisi dengan seseorang yang sejak awal melanggar kesepakatan. Bayangkan kalau di masa depan kita punya mitra koalisi tidak tunduk pada kesepakatan yang kita buat bersama," ujar SBY.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved