Gibran Cawapres Prabowo

Gibran Jadi Cawapres, Ekonom Prihatin Politik Dinasti Lebih Penting Ketimbang Transformasi Ekonomi

Ekonom menilai pemilihan Gibran sebagai cawapres Prabowo mengedepankan politik dinasti daripada agenda transformasi ekonomi ke depan

Editor: Ign Prayoga
wartakotalive.com/M32
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di DPP Partai Golkar Sabtu (21/10/2023). Golkar resmi mengusung Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Penunjukan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendapat sorotan dari Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal.

Aroma politik dinasti sangat kental pada penunjukan putra Presiden Jokowi sebagai cawapres.

Agenda transformasi ekonomi ke depan tak jadi pertimbangan utama.

"Pemilihan Gibran sebagai cawapres Prabowo mengedepankan politik dinasti daripada pertimbangan strategis mengedepankan agenda transformasi ekonomi ke depan," ujar Faisal saat dihubungi, Minggu (22/10/2023).

Faisal mengatakan, Indonesia ke depan membutuhkan transformasi ekonomi dan upaya-upaya untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan selama 10 tahun Pemerintahan Joko Widodo.

"Dengan direkrutnya Gibran sebagai cawapres, kubu Prabowo menegaskan arah ekonomi ke depan melanjutkan program-program dan juga paradigma pendekatan yang dilakukan Jokowi," kata Faisal.

Faisal melihat sulitnya pasangan Prabowo-Gibran melakukan koreksi terhadap kelemahan terhadap Pemerintah Jokowi saat ini. Bukan hanya dalam hal transformasi ekonomi, tapi juga dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

"Mengoreksi terutama berkaitan dengan pemerataan mengatasi kesenjangan yang masih menjadi pekerjaan rumah besar selama pemerintah Jokowi. Dalam hal lain juga misalnya transformasi dalam infrastruktur. Hilirisasi juga memiliki catatan terutama dari Environmental, Social, dan Governance," kata Faisal.

Jika pasangan Prabowo-Gibran terpilih, Faisal tidak melihat kemampuan mereka untuk mengoreksi dalam kondisi ekonomi saat ini.

"Saya lihat kemungkinan kecil dari sisi koreksi kelemahan kebijakan-kebijakan pemerintahan saat ini," imbuh Faisal.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved