Berita Jakarta

Usai Ditinggal Anies, Pedagang di JPM Tanah Abang Ngeluh Kenaikan Tarif Retribusi

Pasalnya, para pedagang ditekan membayar sewa lebih dari dua kali lipat saat situasi pasar sedang sepi dan tak ada pemasukan. 

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Joko Supriyanto
wartakotalive.com/M40
Spanduk penolakan atas kenaikan retribusi atau uang sewa lapak di area jembatan penyeberangan multiguna (JPM) Tanah Abang, dipasang sejumlah pedagang sebagai bentuk protes lantaran kebijakan yang tidak manusiawi.  

Terlebih, harga sewa yang fantastis tersebut tidak dibarengi dengan penambahan fasilitas atau perubahan apapun yang digelontorkan Sarana Jaya.

"Kalaupun perlu naik, kami pun bijak, enggak perlu gratis juga. Kami juga tahu pengelola ada karyawan yang harus diurus. Misalkan Rp 650.000 itu mungkin kami setuju, tapi ini kan kenaikannya enggak wajar, lebih dari 100 persen, ini yang kami tolak," kata Jimmy.

"Karena enggak masuk akal, pertama Rp 560.000, tiba-tiba ada pemberitahuan naik di angka Rp 800.000, belum oke Rp 800.000, tiba-tiba naik lagi di angka Rp 1,4 juta," lanjutnya.

Menurutnya, ia dan para pedagang sudah sering melakukan audiensi dengan pengelola, tetapi hasilnya nihil.

Orang-orang yang duduk dalam kantor tersebut, seakan tak mendengar keluhan serta kesulitan pedagang di JPM Tanah Abang.

Sementara itu, Warta Kota berupaya menghubungi Humas Sarana Jaya, namun belum mendapatkan respon apapun terkait hal tersebut.

Adapun Pelaksana Tugas Ketua Kepala Pengelola JPM Tanah Abang dari PD Saranawisesa Propertindo, Adrian Saputra yang ditemui di lokasi, enggan memberikan komentar terkait adanya aksi tersebut.

"Saya hanya pelaksana tugas, tidak bisa memberikan keterangan resmi kepada awak media," kata dia. (m40)

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved