Disebut Bisa Picu Penyakit, Ahli Gizi UGM Ungkap Fakta Segudang Manfaat Makan Lele

Lele juga diklaim mengandung sejumlah bakteri dan dapat menyebabkan hipertiroid karena tak jarang dipelihara di lingkungan kotor serta diberi pakan

Editor: Joseph Wesly
kompas.com
Pecel Lele. 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Viral unggahan video soal bahaya makan lele yang ramai di media sosial.

Unggahan itu menyebut bahwa konsumsi ikan lele dapat menyebabkan pertumbuhan sel abnormal dan penyakit jantung.

Lele juga diklaim mengandung sejumlah bakteri dan dapat menyebabkan hipertiroid karena tak jarang dipelihara di lingkungan kotor serta diberi pakan kotoran.

Video tersebut dibuat oleh akun TikTok ini, Jumat (18/8/2023).

"Ikan lele enak tapi perlu juga diperhatikan ini ya!!!" tulis pengunggah. Hingga Senin (21/8/2023) sore, video bahaya lele itu telah menuai lebih dari 3,4 juta tayangan, 71.700 suka, dan 4.400 komentar dari pengguna TikTok.

Lantas, benarkah mengonsumsi lele berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan?

Penjelasan ahli gizi

Ahli gizi IPB University Ali Khomsan mengatakan, sama seperti jenis ikan lain, lele adalah sumber protein yang dapat mendukung pergantian sel dan pertumbuhan.

"Fungsi protein umumnya dijumpai pada pangan lauk-pauk. Saya belum pernah tahu (bahaya) terkait lele sebagaimana disebutkan dalam TikTok," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/8/2023).

Terpisah, ahli gizi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) Toto Sudargo menjelaskan, lele termasuk golongan daging putih atau white meat.

"Yang amat sangat banyak manfaatnya, selain jenis protein yang harganya relatif terjangkau oleh masyarakat dibanding daging sapi," terangnya kepada Kompas.com, Senin.

Sebagai sumber protein hewani, 100 gram ikan lele mengandung 12,82 persen protein yang dapat mencukupi kebutuhan harian.

Menurut Toto, kandungan gizi per 100 gramnya juga setara, bahkan beberapa lebih baik daripada segelas susu.

Selain itu, lele juga menjadi salah satu protein yang mudah diserap tubuh, serta sangat baik untuk pertumbuhan balita, remaja, serta ibu hamil.

Protein yang melimpah pun amat baik dimanfaatkan sebagai pencegah stunting, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved