Sulit Dicabut, Begini Penampakan Bambu Pagar Laut setelah Berhasil Diangkat TNI AL dan Warga
Tiga unit kendaraan tempur milik TNI Angkatan Laut jenis Amfibi LVT-7 diterjunkan guna memudahkan proses pembongkaran pagar laut
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joseph Wesly
Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali melanjutkan proses pembongkaran pagar laut yang terpasang di pesisir utara Kabupaten Tangerang, Banten.
Berdasarkan pantauan TribunTangerang.com pada Rabu (22/1/2025) pembongkaran dimulai sejak pukul 09.40 WIB melalui Pantai Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang.
Tiga unit kendaraan tempur milik TNI Angkatan Laut jenis Amfibi LVT-7 diterjunkan guna memudahkan proses pembongkaran pagar laut.
Sejumlah armada juga turut dikerahkan seperti kapal milik nelayan, hingga perahu cepat milik Marinir TNI AL yang disertai dengan alat bantu tali berukuran besar.
Penggunaan kapal sebagai alat utama membongkar pagar laut tersebut bukanlah tanpa alasan, pasalnya bahan yang digunakan untuk memagari laut puluhan kilometer itu ialah bambu berukuran besar yang memiliki panjang sekira 7 meter.
Bambu tersebut ditancapkan ke dasar laut sedalam lima meter. Sehingga hanya menyisakan sekira 2 meter bambu yang masih nampak di atas permukaan laut.
Baca juga: Luapkan Kegembiraan, Ratusan Nelayan di Ketapang Kompak Ikut Bongkar Pagar Laut
Dalamnya ukuran bambu yang tertanam di dasar laut itu membuatnya tak mudah untuk dicabut dengan tangan kosong.Maka dari itu TNI AL pun menginisiasi pembongkaran pagar laut dilakukan dengan cara ditarik menggunakan tali yang diikat pada kapal ataupun kendaraan tempur.
Serupa tak sama, proses pembongkaran tersebut mirip dengan cara menangkap ikan menggunakan teknik pukat harimau yang mana perahu nelayan menarik jaring berbentuk kantong yang besar dan panjang di dasar laut.
Namun dalam proses pembongkaran ini, kapal-kapal nelayan mengaitkan talinya di pagar yang terbuat dari bambu. Kemudian ditarik bersamaan dengan kapal lainnya hingga pagar bambu tersebut roboh.
Ketika bambu itu 99 persen sudah terangkat dari dasar laut, sejumlah aparat telah siaga untuk mengeluarkan bambu yang tancapannya sudah berhasil terlepas.
Metode itulah yang akan terus dilakukan hingga pagar laut yang membentang sepanjang 30,16 kilometer itu hancur.
Selanjutnya bambu panjang tersebut dibawa ke satu unit kapal kosong yang khusus menampung bambu-bambu yang telah dilepaskan dari dasar laut.
Baca juga: Panggil Kelompok Nelayan, KKP Periksa Pelaku Pemasangan Pagar Laut di Pesisir Pantai Tangerang
Jika kapal khusus tersebut sudah terisi penuh, bambu-bambu langsung diantar ke tepi pantai guna disimpan sebagai barang bukti penyelidikan dan penyidikan oleh KKP.
Tim TribunTangerang.com mencoba melihat secara langsung proses pencabutan bambu tersebut. Suasana kompak dan bahagia timbul ketika para nelayan dan aparat berhasil mengeluarkan bambu secara beruntun tanpa ada kendala.
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Minta Polemik Penangguhan Penahanan Arsin Cs Ditanyakan ke Polisi |
![]() |
---|
Respons Kompolnas Soal Penangguhan Penahanan Kades Kohod Arsin di Kasus Pagar Laut Tangerang |
![]() |
---|
Suasana Rumah Kades Kohod Pasca Penahanannya Ditangguhkan, Begini Cerita Warga Sekitar |
![]() |
---|
Penahanan Kades Kohod dan Tersangka Kasus Pagar Laut Ditangguhkan, Ini Alasan Hukum Dibaliknya |
![]() |
---|
Pencabutan Pagar Laut di Desa Kohod Masih Berlangsung, Kini Tersisa 910 Meter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.