TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai membantah melakukan ujaran kebencian rasisme.
Dugaan ujaran rasisme itu membawa nama-nama Presiden Jokowi, Ganjar Pranowo, dan masyarakat Jawa Tengah.
"Saya katakan orang Jawa Tengah Jokowi, Ganjar, mana rasis?"
Baca juga: Barikade 98 Berharap Mabes TNI Seret Gatot Nurmantyo Soal Fitnah Penyusupan Komunisme
"Rasis itu suku. Jawa Tengah itu nama provinsi, wilayah administratif, bukan suku."
"Yang tinggal di Provinsi Jawa Tengah itu hampir semua suku termasuk Papua, Bali, Sumatera, dan lain-lain, sehingga tidak bisa katakan suku," kata Pigai lewat pesan singkat yang diterima Tribunnews, Senin (4/10/2021).
Dia melanjutkan, antara frasa Jawa Tengah dan Jokowi itu tidak ada tanda koma, yang berarti langsung kepada individu atau orang bernama Jokowi dan Ganjar.
Baca juga: Abraham Samad: 57 Orang yang Dipecat Bukan Pegawai Biasa, Pemberantasan Korupsi akan Jalan di Tempat
"Karena tidak sebut suku maka tidak masuk kategori rasis, sehingga mereka yang melaporkan saya tidak memiliki legal standing," tuturnya.
Pigai menilai jika memang Jokowi dan Ganjar merasa dirugikan terkait cuitannya, maka harus keduanya sendiri yang melaporkan ke polisi dan tak bisa diwakili.
"Tinggal saya buktikan tuduhan kepada Jokowi sebagai Presiden dan Ganjar sebagai mantan pimpinan Komisi II DPR yang memiliki hubungan langsung dengan pemerintah daerah Papua dan otsus," paparnya.
Baca juga: Ini Dasar Hukum Mantan Pegawai KPK Direkrut Jadi ASN Polri, Bisa Langsung Dilantik
Bahkan, dia tak segan akan melaporkan balik sejumlah tokoh nasional yang berlaku rasis kepada rakyat Papua.
"Tinggal kami rakyat Papua dan rakyat Indonesia serta dunia akan menyaksikan polisi bertindak adil atau tidak," cetusnya.
Sebelumnya, Natalius Pigai menyampaikan pesan kepada Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, melalui akun Twitter @NataliusPigai2.
Baca juga: Setelah Agung Mozin, Kini Giliran Neno Warisman Tinggalkan Partai Ummat
Ia menuliskan kata-kata yang dinilai bermuatan rasisme dan kebencian terhadap golongan.
"Jgn percaya org Jawa Tengah Jokowi & Ganjar."
"Mrk merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah."
Baca juga: Gubernur Lemhannas: Jangan Gubris Generasi Tua yang Teriak Isu Komunisme, Ditanggapi Makin Jadi
"Kami bukan rendahan. kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Sy Penentang Ketidakadilan)." cuit Pigai lewat.
Beberapa pihak menyayangkan cuitan itu.
"Itu tidak ada rasis itu. Itu hanya dua oknum yang namanya Jokowi dengan Ganjar, itu tidak ada rasis. Ke siapa rasisnya?"
"Mereka berasa dari Jawa Tengah itu aksioma. Matahari terbit dari timur itu aksioma. Jokowi dengan Ganjar dari Jawa Tengah itu aksioma. Enggak ada rasis di situ," jelas Pigai.
Bantah Disuruh Puan
Natalius Pigai membantah sebuah poster dengan pesan gambar Ketua DPP PDIP Puan Maharani, yang dinarasikan menggunakan jasanya untuk menyerang Ganjar Pranowo dan Jawa Tengah (Jawa Tengah).
Pigai membantah keras narasi itu dan telah membuat klarifikasi di akun Instagramnya.
Ia mengatakan hal itu hoaks dan sangat tidak benar dilakukan dirinya untuk menyerang Ganjar di media sosial.
Baca juga: Presiden KSPI Ungkap Partai Buruh Bakal Hidup Lagi dan Ikut Pemilu 2024, Pekan Depan Kongres
"Quo vadis Indonesia. Benar jadi salah, waras jadi tidak waras, hoaks jadi benar, benar jadi hoaks," ucap Pigai kepada wartawan, Minggu (3/10/2021).
Meski mengaku dirinya tidak suka dengan PDIP, Pigai tetap menghargai Megawati Sukarnoputri dan Puan Maharani.
Terkait masalah cuitannya, ia mengatakan tidak pernah bertemu sama sekali dengan keduanya.
Baca juga: Dukung Pemerintah, Golkar Setuju Pemilu 2024 Digelar 15 Mei
"Saya tidak suka PDIP, tapi menghormati Ibu Mega, menghargai pribadi Ibu Puan. Seumur hidup tidak pernah ketemu bahkan salaman," akunya.
Atas beredarnya poster itu, Pigai menuding gambar itu dibuat oleh tim Ganjar untuk menjatuhkan dirinya.
Ia kembali menegaskan cuitannya tidak ada kaitan dengan PDIP atau Ganjar.
Baca juga: PKB Prediksi Pilkada Bisa Gagal Dihelat Jika Pemilu 2024 Digelar pada 15 Mei
"Kalau grup Ganjar mau main playing victim agar dapat simpati publik."
"Saya kritik tidak ada kaitan dengan PDIP, capres."
"Saya kritik untuk ketidakadilan terhadap rakyat Papua."
Baca juga: Jadi Ritual Tahunan, Gubernur Lemhannas Curiga Isu Komunisme Bermuatan Politis
"Kecuali kalian ingin kan kita hidup sendiri di wilayah masing-masing antar-pulau, dan itu pilihan kalian, karena kalian yang mulai dengan gempuran rasis," cetus Pigai.
Sebelumnya, sebuah poster dengan foto Puan bernarasi 'Pigai Sengaja Digunakan Oleh Puan Untuk Menghancurkan Ganjar dan Jateng' beredar luas di Grup WhatsApp (WA), Sabtu (2/10/2021).
Terdapat foto Puan di poster tersebut sedang mengenakan kebaya merah, dan ada juga foto Pigai yang berlatar belakang sebuah percakapan WhatsApp. (Fandi Permana/Reza Deni)