LPK Hanaichi Fasilitasi Warga Indonesia Belajar dan Bekerja di Korea Selatan 

Korea itu salah satu negara favorit untuk penempatan kerja. Tapi kuota program pemerintah, seperti G2G dan EPS Topik

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
LPK Hanaichi
BEKERJA DI KORSEL- Lembaga pelatihan kerja bernama LPK Hanaichi membuka program sekolah sertifikasi yang memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar sekaligus bekerja di Korea Selatan, (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, CIPUTAT - Lembaga Pelatihan Lerja Hanaichi (LPK Hanaichi) di kawasan Ciputat, Kota Tangerang Selatan membuka program sekolah sertifikasi yang memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar sekaligus bekerja di Korea Selatan. 

Direktur Hanaichi, Ian menjelaskan pembukaan program ini dilatarbelakangi tingginya minat masyarakat Indonesia untuk bekerja di Korea Selatan.

“Korea itu salah satu negara favorit untuk penempatan kerja. Tapi kuota program pemerintah, seperti G2G dan EPS Topik, terbatas, jadi banyak yang tidak terserap,” ujar Ian, Ciputat, Tangsel, Selasa (28/10/2025).

Ian mengatakan, peserta akan mengikuti pelatihan bahasa dan keterampilan selama empat bulan di Indonesia untuk mencapai kemampuan Bahasa Korea level 4 (intermediate tinggi). 

Setelah itu, mereka akan berangkat ke Korea Selatan menggunakan visa mahasiswa, untuk belajar dua kali seminggu dan bekerja di waktu lainnya.

Ian menyebutkan, program ini bekerja sama dengan Universitas Seoyoung, Korea Selatan, di mana peserta nantinya akan tinggal di asrama kampus.

“Setelah dua tahun belajar di sana, peserta dijamin mendapatkan pekerjaan profesional dengan visa kerja A7,” jelasnya.

Ian menambahkan, keunggulan Hanaichi terletak pada biaya yang lebih ramah, jaminan penempatan kerja resmi, serta pendampingan penuh dari instruktur berpengalaman.

“Kami ingin membuka peluang bagi anak muda Indonesia untuk meniti karier ke luar negeri secara legal dan terarah,” tutup Ian.

Ian mengatakan peserta dari Indonesia akan menempuh program sekolah sertifikasi selama 2 tahun di Universitas Seoyoung dan memperoleh ijazah setara D2 yang diakui secara internasional.

Dengan ijazah tersebut, lulusan tidak hanya memiliki peluang karier di Korea Selatan, tetapi juga dapat melamar kerja di negara lain yang mengakui sertifikasi akademik dari Seoyoung University.

Selama masa studi, lanjut Ian, peserta akan menjalani perkuliahan tatap muka dua kali seminggu, sedangkan lima hari lainnya digunakan untuk bekerja paruh waktu (part-time) di tempat yang telah disediakan oleh pihak universitas dan mitra industri.

Ian Saputra, menjelaskan sistem ini dirancang agar peserta dapat mandiri secara finansial.

“Teman-teman tidak hanya belajar, tapi juga langsung bekerja. Dari hasil perhitungan kami, bila disiplin dan rajin, setiap peserta bisa menabung sekitar 10–12 juta rupiah per bulan dari hasil kerja part-time, setelah dikurangi biaya hidup,” ujar Ian Saputra.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved