Aksi Terorisme

Kehilangan Pemimpin Usai Ali Kalora Tewas Ditembak, MIT Poso Diyakini Semakin Tak Berdaya

Ahmad menyebut kekuatan kelompok teroris itu akan melemah atau berkurang pasca-kehilangan pemimpin.

Editor: Yaspen Martinus
ISTIMEWA
Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso kini sisa empat orang, setelah Ali Kalora dan Jaka Ramadhan alias Ikrima, tewas dalam baku tembak dengan Satgas Madago Raya, Sabtu (18/9/2021). 

"Saya meyakini empat orang ini akan segera tertangkap, atau kalau tidak ya mereka menyerah sendiri," ulas alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.

Ridlwan menambahkan, setelah Santoso tewas pada 2016, kelompok MIT tidak lagi mendapat bantuan dari jaringan JAD di luar Sulawesi Tengah.

Apalagi, kata dia, setelah ada operasi Madago Raya yang melibatkan ribuan pasukan keamanan.

Baca juga: MKD DPR Bakal Ambil Sikap Terhadap Alex Noerdin Seteah Ada Putusan Hukum Tetap

"MIT ini sudah sangat lemah dan hanya bertahan hidup dari merampok ladang ladang petani di kaki gunung," jelas Ridlwan.

Ridlwan menambahkan, keberhasilan operasi Madago Raya merupakan bukti Polri dan TNI sinergis dan harmonis dalam memberantas terorisme.

"Ini upaya yang taktis dan bisa menjadi role model penanganan terorisme di Indonesia," ucap Ridlwan.

Baca juga: Tak Mau Sibuk Merekrut Saat Tahapan Pemilu, KPU Minta Masa Jabatan Komisioner KPUD Diperpanjang

Kontak tembak antara Satuan Tugas Madago Raya Polda Sulawesi Tengah dari team Sogili-2 dengan DPO teroris Poso, terjadi pada Sabtu (18/9/2021) sekitar pukul 18.00 WITA di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong.

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan, dari insiden kontak tembak itu, dua DPO teroris Poso tewas, salah satunya adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora yang dikenal sebagai pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

"Akibat kontak tembak tersebut telah tertembak dua DPO teroris Poso atas nama Ali Ahmad alias Ali Kalora, dan Ikrima alias Jaka Ramadhan alias Rama, dalam kondisi meninggal dunia di TKP," beber Rudy.

Baca juga: Orang yang Diduga Menganiaya Muhammad Kece Ternyata Irjen Napoleon Bonaparte

TKP kontak tembak itu berada kurang lebih 5 kilometer dari TKP pegunungan Desa Buana Sari, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong.

TKP tersebut tempat terjadinya baku tembak yang juga menewaskan DPO teroris atas nama Abu Alim alias Ambo, pada 17 Juli 2021.

Dari insiden baku tembak dengan Ali Kalora itu, Rudy mengatakan, Satgas Madago Raya mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga milik Ali Kalora.

Baca juga: Untuk Jadi Presiden dan Wapres Serta Menteri, PDIP Yakin Selalu Ada Campur Tangan yang di Atas

"Barang bukti berupa satu pucuk senjata api laras panjang jenis M16 diduga milik Ali Kalora."

"Dua buah ransel, satu buah bom tarik, satu buah bom bakar, dan lainnya," ungkap Rudy.

Mantan Kapolda Jawa Barat itu mengungkapkan, dengan ditangkapnya 2 DPO teroris Poso ini, maka DPO teroris Poso yang masih dalam pencarian tim Satgas Madago Raya tersisa 4 orang.

Baca juga: Menko PMK: PTM Jangan Tunggu 100 Persen Peserta Didik Divaksin, Enggak Bakal Buka-buka Itu Sekolah

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved