Aksi Terorisme
Polri Janji Ajak Diskusi Empat Teroris MIT Poso Jika Mau Turun Gunung Menyerahkan Diri
Ia menuturkan, imbauan itu merupakan bentuk soft power yang dilakukan aparat, agar mereka menyerah dan berhenti menebar aksi terorisme.
TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Polri menyatakan siap mengajak diskusi empat teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang tersisa, jika mau turun gunung dan menyerahkan diri ke TNI-Polri.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, pihaknya akan mendengar aspirasi yang ingin disampaikan oleh mereka, agar berhenti menebar aksi teror di Poso.
"Kalau mau turun, mudah-mudahan mau turun, itu udah mengimbau dari kemarin ini."
Baca juga: Digugat MAKI, KPK Merasa Tak Wajib Ungkap Sosok King Maker di Kasus Pinangki
"Semoga mau turun kita ajak diskusi, dia punya masalah apa, kan gitu," kata Argo kepada wartawan, Rabu (22/9/2021).
Ia menuturkan, imbauan itu merupakan bentuk soft power yang dilakukan aparat, agar mereka menyerah dan berhenti menebar aksi terorisme.
"Soft power yang kita gunakan itu adalah kita memberikan imbauan kepada mereka untuk turun gunung, untuk turun dan menyerahkan diri ke aparat, itu soft power-nya," jelasnya.
Baca juga: KPU Ajukan Anggaran Rp 86,2 Triliun untuk Pemilu 2024, Politisi PKB: Cuma Cari Pemimpin Mahal Banget
Namun, kata Argo, jika kelompok teroris MIT Poso tak kunjung menyerahkan diri, maka aparat melalui Satgas Madago Raya akan melakukan hard power, yaitu penegakan hukum secara tegas.
"Untuk hard power itu kita penegakan hukum."
"Penegakan hukum yang kita lakukan. Jadi ada dua itu yang kita gunakan."
"Misalnya, kita kan mengimbau kepada mereka untuk turun, nanti kan kita fasilitasi seperti apa ya di sana," tutur Argo.
Ini Wajah dan Nama 4 Teroris MIT Poso yang Masih Tersisa
Satgas Madago Raya menerbitkan selebaran bergambar 4 anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang masih tersisa.
Kini, keempatnya masih berstatus buronan lantaran enggan menyerahkan diri.
"Satgas Madago Raya keluarkan selebaran terhadap 4 orang DPO teroris Poso seperti gambar di atas," kata Wakasatgas Humas Ops Satgas Madago Raya AKBP Bronto Budiyono saat dikonfirmasi, Selasa (12/9/2021).
Baca juga: ISI Lengkap Surat Terbuka Irjen Napoleon Bonaparte: Perbuatan Kece Sangat Membahayakan Kerukunan
Empat DPO teroris Poso yang masih diburu adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae Alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.
Bronto menyampaikan, masyarakat yang melihat keberadaan keempat buronan tersebut dapat melapor kepada aparat TNI-Polri terdekat.
Dia juga mencantumkan nomor pengaduan yang bisa dihubungi masyarakat.
Baca juga: DPR Reses 7 Oktober, Puan Maharani Yakin Jokowi Kirim Surpres Calon Panglima TNI dalam Waktu Dekat
"Bagi masyarakat yang mengetahui keberadaan para DPO untuk segera menghubungi kepolisian terdekat," pintanya.
Kontak tembak antara Satuan Tugas Madago Raya Polda Sulawesi Tengah dari team Sogili-2 dengan DPO teroris Poso, terjadi pada Sabtu (18/9/2021) sekitar pukul 18.00 WITA di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong.
Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan, dari insiden kontak tembak itu, dua DPO teroris Poso tewas, salah satunya adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora yang dikenal sebagai pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Baca juga: KRONOLOGI Irjen Napoleon Bonaparte Aniaya Muhammad Kece, Gembok Sudah Diganti Ketua RT
"Akibat kontak tembak tersebut telah tertembak dua DPO teroris Poso atas nama Ali Ahmad alias Ali Kalora, dan Ikrima alias Jaka Ramadhan alias Rama, dalam kondisi meninggal dunia di TKP," beber Rudy.
TKP kontak tembak itu berada kurang lebih 5 kilometer dari TKP pegunungan Desa Buana Sari, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong.
TKP tersebut tempat terjadinya baku tembak yang juga menewaskan DPO teroris atas nama Abu Alim alias Ambo, pada 17 Juli 2021.
Baca juga: Orang yang Diduga Menganiaya Muhammad Kece Ternyata Irjen Napoleon Bonaparte
Dari insiden baku tembak dengan Ali Kalora itu, Rudy mengatakan, Satgas Madago Raya mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga milik Ali Kalora.
"Barang bukti berupa satu pucuk senjata api laras panjang jenis M16 diduga milik Ali Kalora."
"Dua buah ransel, satu buah bom tarik, satu buah bom bakar, dan lainnya," ungkap Rudy.
Baca juga: Untuk Jadi Presiden dan Wapres Serta Menteri, PDIP Yakin Selalu Ada Campur Tangan yang di Atas
Mantan Kapolda Jawa Barat itu mengungkapkan, dengan ditangkapnya 2 DPO teroris Poso ini, maka DPO teroris Poso yang masih dalam pencarian tim Satgas Madago Raya tersisa 4 orang.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD meminta masyarakat tetap tenang, terkait tewasnya pimpinan MIT Ali Kalora.
Ia mengatakan aparat akan mengumumkannya secara resmi dan memperlihatkan buktinya.
Baca juga: Menko PMK: PTM Jangan Tunggu 100 Persen Peserta Didik Divaksin, Enggak Bakal Buka-buka Itu Sekolah
Mahfud MD mengatakan telah memegang bukti gambar terkait tewasnya Ali Kalora.
Namun, ia enggan menyampaikannya ke publik.
"Nanti diumumkan resmi dan diperlihatkan buktinya oleh aparat," kata Mahfud MD melalui akun Twitter @mohmahfudmd, Sabtu (18/9/2021).
Baca juga: Masih Ada Waktu 12 Hari, Raja OTT KPK Yakin Jokowi Berpihak kepada 56 Pegawai yang Diberhentikan
Mahfud MD menggambarkan Ali Kalora sebagai sosok buronan yang sadis, karena kerap menyembelih warga di Sulawesi Tengah.
Ia mengatakan, kini Ali Kalora telah tewas ditembak mati Densus 88 Antiteror bersama seorang anak buahnya.
"Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora yang pernah menggegerkan karena menyembelih banyak warga dengan sadis di Sulteng."
Baca juga: Kepala BMKG: Pantai Pacitan Berpotensi Dilanda Tsunami 28 Meter, Tiba di Darat dalam Waktu 29 Menit
"Setelah buron hampir setahun, hari ini ditembak mati oleh Densus AT/88."
"Ia ditembak bersama seorang anak buahnya yang bernama Ikrimah."
"Masyarakat harap tenang," cuit Mahfud MD. (Igman Ibrahim)