Sampah

Sunarto dan Kawan-kawan Kelola Sampah 2 Ton per Hari dari 1.100 KK Perumahan Batan Indah

Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle  di Perumahan Batan Indah dibangun secara swadaya sejak tahun 2013 lalu.

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Rafzanjani Simanjorang
Sunarto (kanan) bersama rekan kerjanya di TPS3R Batan Indah, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (1/7/2023). Tempat pengolahan sampah ini setiap hari menerima sekitar 2 ton sampah dari 1.100 kepala keluarga di Perumahan Batan Indah. 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Perumahan Batan Indah, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, memiliki tempat pengelolaan sampah.

Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle  (TPS3R) itu dibangun secara swadaya sejak tahun 2013 lalu.

TPS3R melayani pengelolaan sampah dari 1.100 kepala keluarga (KK) di perumahan tersebut.

Sampai saat ini, TPS3R Batan Indah masih bertahan, lengkap dengan para pekerjanya yang setia memilah sampah di lokasi.

Berton-ton sampah per harinya akan dikelola di TPS3R.

Ada yang dijadikan sebagai sampah organik dan dijadikan kompos lewat bantuan mesin dan magot, dan ada mesin pencacah plastik.

Cacahan plastik dijual kepada pabrik sebagai penghemat bahan bakar batu baru.

Namun, pengelolaan sampah di lokasi TPS3R bukan bertujuan menghasilkan uang, tetapi kepedulian terhadap sampah.

Salah seorang yang mengelola sampah di TPS3R Batan Indah yakni Sunarto.

Saat ditemui di TPS3R, Sunarto sedang membereskan sampah-sampah bersama kawan-kawannya.

Tumpukan karung berisikan sampah botol plastik dan kertas sudah tersusun rapi sebagai hasil kerja keras timnya.

"Jadi TPS3R ini khusus melayani sampah dari yang dihasilkan perumahan Batan Indah setiap harinya," kata Sunarto, Sabtu (1/7/2023).

"Ini dijalankan secara swadaya oleh masyarakat. Kami ada 11 pekerja yang mengelola sampah yang setiap harinya nyaris dua ton sampah," ujarnya.

Baca juga: Pembuang Sampah Liar di Perbatasan Rawa Buntu-Serpong Dikutuk Mati Tabrakan

Baca juga: Warga Buang Sampah Sembarangan di Kota Tangsel Dikutuk Cepat Mati

Setiap sampah yang masuk langsung dipilah, termasuk sampah bernilai ekonomis.

"Sementara ini kami pilah secara manual. Waktu itu kami punya mesin saat ada RDF organik (pengelolaan sampah organik)," ujarnya.

"Tapi sekarang belum aktif karena kekurangan alat pemilah serta sumber daya manusia."

"Kemudian kami juga punya mesin pencacah, namun belum lama ini rusak, sehingga sementara waktu belum beroperasi," ucapnya.

Padahal, hasil cacahan plastik sudah punya pasar sendiri.

Sunarto kini menanti realisasi bantuan mesin pencacah sampah tersebut.

"Hasil cacahan yang ada sekarang ini tinggal menunggu diambil perusahaan," katanya.

Dia tetap kukuh bahwa tujuan utama TPS3R menghabiskan sampah sehingga tidak merusak lingkungan.

"Bukan semata-mata keuntungan material," ujar Sunarto.

Harapannya, pengelolaan sampah kembali berjalan baik, dilengkapi mesin pemilah sampah organik serta pencacah plastik.

Setelah perangkat itu bisa dimiliki lagi, TPS3R bisa menjadi role model bagi wilayah lain, khususnya di Kota Tangerang Selatan.

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved