Kualitas Udara

Menteri Kesehatan Sebut Memburuknya Kualitas Udara Membuat Kasus ISPA di Jabodetabek Meningkat

Angka penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) di Jabodetabek mnengalami kenaikan akibat memburuknya kualitas udara.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
Tribuntangerang.com
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat berkunjung ke Tangerang 

Apalagi, akhir-akhir ini kualitas udara di musim kemarau sedang menjadi sorotan.

Puluhan kasus ISPA yang menginfeksi pada balita ini juga disampaikan Kepala Bidang Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kota Cilegon dr. Febri Naldo.

Baca juga: Kasus ISPA di Tangsel Meningkat 20 Persen Dibandingkan Tahun Lalu, Faktor Polusi?

Dirinya menyebut jika dari 17.382 kasus ISPA itu, 10.146 kasus diantaranya diderita oleh balita usai dibawah lima tahun

Febri menjelaskan, kasus ISPA di Kota Cilegon terbagi dua ada pneumoniae dan bukan pneumonia.

"Yang pneumonia di bawah 5 tahun ada 1.671 orang dan di atas 5 tahun ada 2.207, sementara yang bukan pneumonia di bawah 5 tahun ada 8.475 orang, dan di atas 5 tahun ada 5.029 orang," ujarnya saat ditemui di kantornya, Rabu (23/8/2023).

Febri menyebut bahwa dari jumlah itu, kasus ISPA paling banyak ditemukan di Puskesmas Pulomerak, Citangkil 1 dan Cibeber.

Kasus pneumoniae di bawah usia 5 tahun paling banyak di Pulomerak ada 430 kasus, Cibeber ada 321 kasus dan Citangkil 1 ada 253 kasus.

Sementara pneumoniae di atas usia 5 tahun, paling banyak di Cibeber ada 670 kasus, Citangkil 1 ada 395 kasus dan Purwakarta ada 298 kasus.

Baca juga: Waspada Ini Catatan Kasus ISPA di Jakarta dan Tangerang, Polusi Udara?

 Jika ditotal secara keseluruhan, kasus ISPA paling banyak di Cilegon baik itu pneumoniae atau bukan pneumoniae.

Peringkat pertama berada di Puskesmas Citangkil 1 sebanyak 3.328 kasus, kemudian di Pulomerak 3.274 kasus dan Cibeber 2.750 kasus.

Febri menjelaskan bahwa ISPA merupakan salah satu penyakit yang berbahaya.

Baik itu dialami oleh penderita pneumoniae yang usianya di bawah 5 tahun ataupun di atas 5 tahun.

Namun tingkat bahaya nya, kata dia, memiliki tingkat yang berbeda-beda.

"Sebetulnya bahaya semua, tapi tergantung apakah dia pneumoniae berat atau tidak," katanya.

Sementara faktor yang menyebabkan penyakit ISPA, lanjut Febri, yaitu salah satunya diakibatkan karena infeksi bakteri.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved