Pengamat Nilai Program Makan Siang Gratis Hanya Pencitraan dan Buang-Buang Anggaran

Program makan siang gratis yang dicanangkan oleh presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, mulai diuji coba

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Joko Supriyanto
TribunTangerang/Nurmahadi
Uji coba makan siang bergizi gratis di SD Negeri Pasar Baru 1, Koang Jaya, Karawaci, Kota Tangerang, Selasa (6/8/2024). 

Belum lagi, ada kemungkinan anak-anak tidak menyukai menu yang telah disediakan," imbuhnya.

Oleh karenanya, Ubaid memandang jika program Prabowo-Gibran itu hanya akan buang-buang makanan dan menambah problematika sampah sisa makanan yang hingga saat ini masih belum terpecahkan.

Bagaimana tidak, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencarat potensi kerugian negara akibat susut dan sisa makanan (food loss and waste) mencapai Rp 213 triliun - Rp551 triliun per tahun. 

Artinya, angka tersebut sudah setara dengan 4-5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. 

"Jika ini terjadi, maka anggaran makan siang gratis ini potensial akan terbuang sia-sia, tanpa guna," tegas dia.

Selain itu, Ubaid memandang jika program ini tidak jelas siapa yang menjadi penerima manfaatnya. Apakah semua siswa atau sebagian saja.

"Soal penyaluran bantuan semcam ini, pemerintah punya rekam jejak salah sasaran di banyak program. Mulai dari program bansos, kartu pra-kerja, hingga KIP untuk anak dari keluarga miskin," jelasnya.

Oleh karenanya, ia menekankan agar pemerintah jangan hanya mengejar pencitraan karena terikat dengan janji-janji kampanye.

Tetapi, lanjut Ubaid, pemerintah juga harus memikirkan dampaknya dan juga mana yang seharusnya menjadi skala prioritas, yang mendesak dan harus diatasi dalam rangka meninkgatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Alih-alih pencitraan lewat makan siang gratis, Ubaid menyampaikan bahwa ada banyak masalah di dunia pendidikan yang masih menghimpit anak-anak di Indonesia.

Bahkan, masalah tersebut belum kunjung dicarikan solusinya.

Di antaranya, pertama soal perundungan, kekerasan seksual dan intolerasi. Kedua, terkait biaya pendidukan yang kian mahal. Ketiga, akses dan kualitas pendidikan yang masih terpuruk, dan guru honorer yang belum mendapatkan kesejahteraan.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Presiden Terpilih Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, membantah terkait anggaran program makan siang gratis yang dipangkas menjadi Rp 7.500 per porsi.

Gibran Rakabuming Raka menegaskan program makan siang gratis tersebut tetap Rp 15.000 per-porsi, meliputi susu, ayam, nasi, hingga buah.

"Intinya sekali lagi, tidak mungkin Rp 7.500. Rp 7.500 dapet apa?. Yang sudah kita uji cobakan di sekitar 15.000 sudah termasuk susu, ayam, nasi, sayur, buah," kata Gibran Rakabuming mengenai program makan siang gratis kepada wartawan, Selasa (30/7/2024).

Gibran Rakabuming pun menyebut program makan siang gratis sudah mulia diujicobakan di beberapa daerah. (m40)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved