Elpiji 3 Kilogram Langka

Dasco Sebut Larangan Pengecer Jual Elpiji 3 Kilo Menteri Bahlil Mendadak dan Tak Disosialisasikan

Larangan pengecer menjual LPG 3 kilogram membuat warga harus membelinya di pangkalan, Warga pun berbondong-bondong mendatangi pangkalan sehingga meny

Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro
BAHLIL DISEMPROT WARGA- Bahlil Lahadalia (kiri) dan Effendi (kanan) saat berinteraksi di Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten, Selasa (4/2). Bahlil disemprot Effendi karena kebijakannya menyusahkan warga. (TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro) 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA-  Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad blak-blakan soal kebijakan Kementerian ESDM yang melarang pengecer menjual elpiji 3 kilogram.

Kebijakan ini akhirnya menuai reaksi negatif warga karena dianggap menyusahakan masyarakat.

Larangan warung dan pengecer menjual LPG 3 kilogram membuat warga harus membelinya di pangkalan,

Warga pun berbondong-bondong mendatangi pangkalan sehingga menyebabkan antrian panjang.

Antrean panjang ini membuat warga kecewa karena terpaksa menyisihkan waktu sekedar untuk membeli gas.

Hal ini dianggap membuang waktu karena aktivitas warga menjadi terganggu.

Program ini juga membuat seorang warga Pamulang bernama Yonih (62) meninggal dunia diduga karena terlalu lelah mengantre LPG 3 kilo.

Yonih sempat pingsan setelah mendapatkan gas yang dia beli dengan cara mengantre.

Antrean di Pangkalan yang mengular hingga berjam-jam membuat warga resah.

Akibat lelah mengantri, keributan sempat terjadi di Pondok Aren, Warga adu mulut karena diduga ada warga yang menyerobot antrian.

Setelah menuai protes warga terkait kebijakan tersebut, Presiden Prabowo akhirnya meminta kebijakan terseut dibatalkan.

Prabowo meminta agar pengecer kembali diperbolehkan menjual gas.

Kini terkuak fakta bahwa kebijakan larangan pengecer menjual elpiji 3 kilogram yang dialkukan Kementerian ESDM mendadak.

Selain itu tidak ada sosialisasi soal warung dan pengecer yang tidak lagi diperbolehkan menjual LPG 3 kilogram.

Baca juga: Warga Tangsel Diminta Tak Resah Soal Elpiji 3 Kilogram, Pilar Saga: Kami Pastikan Tak Ada Kelangkaan

Hal ini diungkap oleh Wakil Ketua DPR RI Sufi Dasco Ahmad.

Dasco menilai kebijakan Kementerian ESDM yang tidak mengizinkan pengecer menjual gas elpiji 3 kilogram (kg) dilakukan mendadak dan tidak disosialisasikan. 

"Ya kita melihat bahwa penerapan aturannya juga mungkin mendadak, ya tidak tersosialisasikan," kata Dasco di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/2/2025).

Menurutnya, hal ini membuat terjadinya antrean warga yang mau membeli gas elpiji 3 kg di berbagai wilayah.

"Sehingga kemudian dampaknya tidak dihitung bahwa kemudian terjadi penumpukan-penumpukan masyarakat yang perlu gas elpiji, kan begitu," ujar Dasco.

Terkait kebijakan soal pengecer yang tak boleh menjual gas elpiji, Dasco mengaku tidak tahu apakah sebelum kebijakan ini diterapkan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sudah berkoordinasi dengan Presiden RI Prabowo Subianto atau belum.

Pasalnya, kata Dasco, kementerian bisa menjalankan peraturan sendiri. Akan tetapi, jika kebijakannya sudah berdampak ke masyarakat, Prabowo bisa turun tangan.

"Saya belum tahu itu apakah hal-hal seperti itu harus dikoordinasikan ke presiden, ya, tapi kebijakan-kebijakan kementerian bisa berjalan sendiri, tapi kalau menyebabkan dampak-dampak, presiden bisa turun tangan," ucapnya.

Baca juga: Kisah Pilu Warga Teluknaga Tak Kunjung Dapatkan Gas Elpiji Sejak Pagi, Ikut Ngantre Malah Kehabisan

Sebagaimana diketahui, pemerintah awalnya melarang pengecer "gas melon" untuk menjual elpiji kepada masyarakat mulai 1 Februari 2025. 

Dengan kebijakan ini, masyarakat tidak lagi bisa membeli elpiji 3 kilogram yang biasa dilakukan melalui pengecer.

Bahlil Disemprot Warga

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM RI, Bahlil Lahadalia 'disemprot' warga.

Bahlil disempor warga saat meninjau Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten, Selasa (4/2/2025).

Tiba di lokasi, Bahlil langsung masuk ke dalam pangkalan untuk berinteraksi dengan pemilik dan menanyakan stok ketersediaan gas yang disubsidi oleh pemerintah tersebut.

Kemudian dia menemui ratusan masyarakat yang telah mengantre sejak pagi hari dan mendengar keluhan yang disampaikan saat berjuang mendapatkan gas untuk memasak itu.

Baca juga: Polemik Elpiji 3 Kg Buat Warga Kesulitan, Bahlil Ubah Kebijakan: Pengecer Bisa Jualan Gas Lagi

Momen tersebut juga dimanfaatkan oleh salah seorang pria bernama Effendi guna menyampaikan pendapatnya. 

Dengan nada sedikit emosi, pria tersebut menilai kebijakan yang diterapkan pemerintah sangat menyengsarakan warga menengah ke bawah.

"Saya sekarang lagi masak pak, saya tinggal demi antre gas doang," ujar Effendi di hadapan Bahlil.

"Bukan masalah ambil gasnya, anak kami lapar pak, butuh makan, butuh kehidupan pak, loginya berjalan dong pak," imbuhnya.

Amarah warga tersebut pun coba diredakan oleh sejumlah pengawal Bahlil agar tidak kembali lagi membentak Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

"Iya iya, udah sabar pak sabar, tenang," ucap sejumlah pengawal Bahlil berpakaian safari.

Bahlil pun meminta pria tersebut untuk diam dan mendengarkan dirinya berbicara.

"Iya, iya udah ya pak, oke, kita mengurusi banyak orang dan bapak juga," kata Bahlil.

Setelah itu Bahlil pun tersenyum dan berbalik badan untuk menemui sejumlah awak media yang telah menunggu sejak pagi tadi.

Bahlil juda didampingi oleh Wali Kota Tangerang terpilih, Sachrudin dan jajaran Pemerintah Kota Tangerang.

Diberitakan sebelumnya, pangkalan gas LPG 3 kg Budi Setiawan merupakan salah satu lokasi yang didatangi oleh ratusan masyarakat sejak, Senin (3/2/2025) kemarin.

Warga rela mengikuti antrean antrean di pangkalan tersebut bahkan hingga lebih dari lima jam demi menunggu pasokan gas yang diantar oleh Pertamina datang.

Bahkan panjang antrean pada pangakalan gas yang ada di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang itu mencapai lebih dari 100 meter.

Warga yang mengantre tidak hanya diikuti oleh ibu-ibu, melainkan pria dewasa, hingga kalangan lanjut usia (lansi) juga ikut berjuang demi mendapat pasokan gas elpiji.

Mereka mengantre sambil menenteng tabung LPG berwarna hijau yang kerap disebut gas melon, serta selembar kertas yang merupakan fotokopi kartu identitas KTP.

Tidak sedikit warga yang membawa anak-anak mereka dengan penampilan apa adanya lantaran belum sempat berbenah seperti mandi ketika berangkat dari kediamannya masing-masing.

Bahkan ada warga yang rela mengantre sambil menyuapi makan putrinya dengan bubur hanya karena takut tidak kebagian pembelian gas lantaran telah menunggu lebih dari 5 jam lamanya.

Salah seorang ibu rumah tangga, Dewi mengaku telah datang untuk ikut dalam antrean sejak pukul 09.00 WIB. Namun hingga pukul 14.00 WIB, ia belum juga kunjung membeli gas berukuran 3 kg itu.

"Saya udah datang kesini untuk ikut antre dari tadi pagi, sampai siang ini belum juga kebagian gas LPG 3 kg. Mana belum makan sampai sekarang, sampai lemas saya nungguinnya," ujar Dewi kepada TribunTangerang.com.

Lamanya proses pembelian gas tersebut disebabkan oleh stok ketersediaan LPG yang hanya sedikit ketika diantarkan oleh kepada pihak pangkalan.

Baca juga: Respon Bahlil Lahadalia Usai Kena Semprot Warga Tangerang Terkait Sulitnya Beli Gas Melon 3 Kg

Sehingga jumlah warga yang mengikuti antrean tidak sebanding dengan pasokan tabung gas yang disetorkan untuk dijual kepada masyarakat.

"Gimana enggak lama saya nunggunya, orang jumlah gas yang datang saja cuma 80 tabung sedangkan yang antre udah lebih dari 200 orang ini," kata dia.

"Mau gak mau harus nunggu pasokan selanjutnya datang lagi, kalau saya tinggalin sayang banget udah antre dari tadi pagi," ungkapnya.

Ketika stok ketersediaan gas LPG 3kg ludes terjual dalam sekejap, pemilik pangkalan pun menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat yang mengantre.

Hal itu dilakukan agar warga kembali sabar menunggu hingga pasokan gas selanjutnya kembali tiba atau diantarkan lagi ke pangkalan.

Selain itu masyarakat juga diminta untuk mempertimbangkan agar mencari pangkalan gas LPG yang lain demi mengurai antrean panjang yang tak terbendung.

"Ibu-ibu, bapak-bapak sabar, tabung gasnya sudah habis sama antrean yang paling depan. 

Kalau mau nyari ke tempat lain silahkan, kalau mau tunggu ya sabar beberapa jam lagi datang stok selanjutnya," ucap salah seorang pegawai pangkalan gas 3 kg Budi Setiawan Cibodas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved