PMI Tangsel Bangun Sistem Ketersediaan Darah Berbasis Kelurahan Lewat BD2K

Kondisi ini menunjukkan kita tidak bisa hanya mengandalkan sistem donor saat dibutuhkan saja. Kita perlu basis data dan jaringan pendonor yang siap

Penulis: Ihwan Kcm | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
SISTEM KETERSEDIAN DARAH- Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI kota Tangerang Selatan Suhara Manullang, Kekurangan stok darah yang terjadi saat bulan Ramadan lalu mendorong PMI Kota Tangerang Selatan menciptakan inovasi Bank Donor Darah Kelurahan (BD2K). (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 
Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico
TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG - Kekurangan stok darah yang terjadi saat bulan Ramadan lalu mendorong PMI Kota Tangerang Selatan menciptakan inovasi Bank Donor Darah Kelurahan (BD2K). 
Inisiatif ini dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Donor Darah Sedunia dan menargetkan pemetaan pendonor tetap di seluruh kelurahan di Tangsel.
Sebagaimana diketahui, Hari Donor Darah Sedunia diperingati pada setiap tanggal 14 Juni.
Memperingati itu, PMI Tangsel tidak hanya menggelar seremoni rutin, tetapi menjadikan momentum itu sebagai peluncuran Bank Donor Darah Kelurahan (BD2K), sebuah gerakan berbasis komunitas untuk memperkuat sistem ketersediaan darah di wilayah Tangsel.
Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI kota Tangerang Selatan, Suhara Manullang mengatakan bahwa selama Ramadan, stok darah nasional menurun drastis. 
Bahkan, untuk pertama kalinya, Suhara mengungkapkan kondisi bahwa sebuah rumah sakit besar di Jakarta mengalami krisis darah.
“Kondisi ini menunjukkan kita tidak bisa hanya mengandalkan sistem donor saat dibutuhkan saja. Kita perlu basis data dan jaringan pendonor yang siap diaktifkan kapan pun,” ujar Suhara kepada TribunTangerang.com, Kamis (12/6/2025).
Suhara menjelaskan bahwa BD2K dirancang sebagai sistem komunitas berbasis RT dan RW, di mana warga yang telah diketahui golongan darahnya akan menjadi calon pendonor ketika ada kebutuhan darurat. 
Data ini kemudian diserahkan kepada unsur kelurahan, RT dan RW, serta dikelola bersama PMI Kecamatan sebagai penanggung jawab teknis.
“Warga yang tinggal dekat biasanya punya keterikatan emosional. Kalau ada yang butuh darah, kita bisa langsung koordinasi lewat RT atau RW, tanpa harus menyebarkan permintaan di grup WhatsApp yang tidak selalu efektif,” kata Suhara.
Program ini juga terinspirasi dari pendekatan lama di bidang kesehatan ibu, di mana masyarakat dilatih dan dipetakan untuk membantu ibu hamil berisiko tinggi, termasuk melalui kesiapan donor darah.
PMI Tangsel menargetkan BD2K akan hadir di seluruh 54 kelurahan. Dimulai dari Serpong bulan ini, program akan bergerak ke Pamulang dan Pondok Aren dalam tahap berikutnya.
Dengan kebutuhan darah harian mencapai 100–125 kantong, dan stok saat ini sekitar 900 kantong, PMI menyadari perlunya sistem pendukung yang tidak hanya reaktif, tetapi juga preventif dan berbasis solidaritas sosial.
“Lewat BD2K, kami tidak hanya menyimpan darah, tapi membangun jaringan kepedulian antarmasyarakat,” pungkasnya. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved