Elpiji 3 Kilogram Langka

Kronologi Yonih Warga Pamulang Meninggal Diduga karena Kelelahan usai Antre Gas Elpiji 3 Kilo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENINGGAL SETELAH MENGANTRE-Suasana rumah duka lansia bernama Yonih (62) yang meninggal dunia usai mengantre gas ukuran 3 kilogram, di kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025). Yonih diduga meninggal karena kelelahan saat mengantre elpiji 3 kilogram. (TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico)

Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, PAMULANG- Kebijakan pemerintah yang melarang warung dan pengecer menjual elpiji 3 kilogram merenggut nyawa warga di Pamulang, Tangerang Selatan.

Akibat kebijakan tersebut warga kesulitan mendapatkan LPG 3 kilogram atau gas Melon yang biasanya dijual di warung.

Demi mendapatkan elpiji 3 kilogram warga terpaksa membeli gas melon di pangkalan.

Namun langkanya gas melon dan tingginya animo warga membuat masyarakat membluduk di pangkalan di sekitar kediaman warga.

Akibat membeludaknya warga yang ingin membeli, warga terpaksa mengantre selama berjam-jam.

Akibat antre berjam-jam tersebut, seorang warga bernama Yonih (62) meninggal dunia.

Yonih merupakan warga jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Manula ini meninggal dunia usai mengantre gas ukuran 3 kilogram, Senin (3/2/2025).

Baca juga: Rohaya Ungkap Keinginan Yonih Sebelum Meninggal Dunia: Mau Pergi Umroh, Lagi Kumpulkan Uang

Kerabat Yonih, Rohaya mengatakan korban meninggal setelah mengantre gas elpiji sekitar 500 meter dekat rumahnya.

Kejadian bermula ketika Yonih terlihat sedang membawa dua tabung gas kosong pada pukul 11.00 WIB. 

"Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantri gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP," kata Rohaya kerabat Yonih di Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

Saat itu, Rohaya mengatakan bahwa Yonih mengaku ingin mengantre gas, namun diminta pulang karena pembelian gas bersubsidi hanya bisa menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Korban kembali ke rumah untuk menyelesaikan urusan, termasuk membayar sayuran yang dibeli.

Tak lama kemudian, korban berangkat kembali untuk membeli gas dan beristirahat sejenak di laundry dekat pangkalan gas.

Halaman
123