Raya mengatakan, Yonih telah terlihat kelelahan, setelah berhasil membawa pulang dua tabung gas elpiji.
Sesampainya di rumah, Raya mengaku melihat Yonih sempat tak sadarkan diri sebelum dibawa ke rumah sakit.
Raya menuturkan, sang bibi juga sempat mengucapkan takbir, sebelum meninggal dunia.
"Dia (Yonih) sempat ngomong 'Allahuakbar, Allahuakbar', saya ajak ngomong udah enggak respons, terus dibawa ke rumah sakit," papar Raya.
Selain itu, Raya juga mengungkap sosok Yonih. Dia menyebut bahwa Yonih merupakan seorang yang rajin dan gesit dalam melakukan suatu hal.
"Mungkin kerena kecapean, memang orangnya rajin, gesit gitu," ujarnya sambil menangis.
Rohaya menceritakan jika kakaknya sempat pingsan setelah antre gas selama satu jam, di pangkalan gas 500 meter dari rumah.
Kata Rohaya, keluarganya sempat melarang, namun ternyata mendiang Yonih memutuskan untuk antre langsung.
Setelah satu jam mengantre, Yonih pulang dan istirahat sejenak hingga akhirnya pingsan.
Keluarganya segera membawanya ke rumah sakit Permata, Pamulang, untuk mendapatkan perawatan. Namun, sesampainya di rumah sakit, Yonih dinyatakan meninggal dunia.
Jenazah Yonih dimakamkan pada Senin sekitar pukul 15.30 WIB. Pihak keluarga pun masih berduka atas kepergian Yonih.
Sebagai informasi, bagi masyarakat Tangerang Selatan, saat ini pembelian gas bersubsidi hanya dapat dilakukan di pangkalan gas yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Kebijakan ini diberlakukan untuk mengontrol distribusi gas subsidi agar tepat sasaran dan mengurangi potensi penyalahgunaan yang bisa merugikan warga yang berhak.(m30)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News