Liputan Eksklusif

Wali Kelas Ungkap Sosok Andika Lutfi Falah di Sekolah, Periang, Aktif dan Sopan

Saya Wali Kelas 2 Animasi 1 SMK 14 Tangerang yang kebetulan dari kelas 10 saya sudah banyak interaksi dengan Andika

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joseph Wesly
(TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro)
PERIANG DAN AKTIF- Wali Kelas Andika, Ayu Agustin diwawancarai di SMK 14 Tangerang yang berlokasi di Kampung Mindi RT.02/RW.03, Budi Mulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (2/9/2025). Ayu mengatakan sosok Andika periang dan aktif. (TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro) 

Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG- Seorang pria berusia 16 tahun bernama Andika Lutfi Fala menambah daftar jumlah korban meninggal dunia usai mengikuti aksi demo di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Pelajar asal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 14 Kabupaten Tangerang itu meninggal di Rumah Sakit Mintohardjo, Jakarta Pusat dalam kondisi kritis.

Sang Wali Kelas, Ayu Agustin menceritakan sosok Andika selama menjadi anak didiknya dalam kurun waktu 1,5 tahun terakhir yang dikenal aktif dan periang selama menjalani aktivitas sekolah.

"Saya Wali Kelas 2 Animasi 1 SMK 14 Tangerang yang kebetulan dari kelas 10 saya sudah banyak interaksi dengan Andika karena jadi guru salah satu mata pelajarannya. Kalau dilihat sosok Andika ini memang anaknya sangat aktif di sekolah, juga loyalitas dan solidaritasnya dengan teman-temannya itu sangat-sangat tinggi sekali," ujar Ayu saat diwawancarai TribunTangerang.com, Selasa (2/9/2025).

Putra dari Sofi dan Abdul Ghofur itu dikenal sebagai murid yang teladan lantaran jarang memiliki catatan absen alias selalu masuk bersekolah.

Baca juga: Maesyal Rasyid Bakal Evaluasi Pengawasan Pelajar Pasca Meninggalnya Andika Lutfi Falah

Kemudian Andika juga memiliki kepribadian ramah terhadap sesama temannya dan menjunjung sopan santun yang tinggi ketika bertemu guru di lingkungan sekolah.

Selain itu banyaknya aktivitas yang diikuti di sekolah seperti ekstrakulikuler membuat Andika Lutfi banyak dikenal oleh pelajar.

"Dia sangat semangat sekali bersekolah, lalu anaknya ramah, ceriwis sama temannya, sering menyapa sama guru-guru di sekolah, juga aktif di ekstrakulikuler bola basket, makanya setiap sore suka dateng," ungkapnya.

"Memang secara postur tubuhnya juga sangat mendukung Andika itu, tegap dan tinggi badannya, kemungkinan ya dia memang olahraganya di rumah itu ya aktif juga," paparnya.

Tak hanya itu Andika juga sangat gemar mendaki gunung yang telah ditekuninya sejak masih kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Meski hobi mendaki gunung, Andika tak pernah menyusahkan orangtua dan teman-temannya lantaran menabung terlebih dahulu demi mewujudkan keinginannya.

Baca juga: Meninggal Setelah Ikut Demo di DPR RI, Andika Lutfi Falah Ternyata Bercita-cita Jadi Tentara

"Terakhir itu yang saya tau dia naik Gunung Slamet, Jawa Tengah, foto-fotonya diunggah di Sosial Media Instagram. Tapi sekolahnya enggak terganggu, karena dia pergi di akhir pekan," sambungnya.

Senada dengan Ayu, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 14 Kabupaten Tangerang, Kumasrin mengatakan, anak didiknya yang berusia 16 tahun itu duduk di kursi kelas 2 pada penjuruan animasi.

"Benar bahwa almarhum Andika adalah siswa kami SMKN 14 Kabupaten Tangerang yang duduk pada kelas 11 animasi 1," kata dia saat diwawancarai TribunTangerang.com.

Selama 1,5 tahun tahun mengenyam pendidikan di sekolah yang berlokasi di Kampung Mindi RT.02/RW.03, Budi Mulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten tersebut, Andika dikenal sebagai siswa yang aktif.

Selain itu Andika juga dikenal memiliki rasa solidaritas yang tinggi kepada sesama rekannya di dalam maupun di luar sekolah.

Dalam suatu waktu kegiatan sekolah, putra dari Sofi dan Abdul Gofur itu mengungkap cita-citanya di masa mendatang ingin bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Kalau Andika ini anaknya aktif, rasa solidaritasnya memang bagus ciri khas anak-anak muda gitu, bisa berbaur dengan semua orang," ungkapnya.

Baca juga: Wapres RI Gibran Kunjungi Rumah Andika Lutfi, Pelajar yang Meninggal usai Demo di DPR RI

"Dulu almarhum pernah ditanya sama Wakapolsek ketika ada kunjungan ke sini, bahwa cita-citanya itu memang ingin jadi tentara," sambungnya.

Kumasrin pun meminta kepada seluruh pelajar agar menjadikan peristiwa yang menimpa teman sekolahnya itu menjadi pelajaran berharga ke depannya.

Menurut dia, kejadian serupa tidak boleh kembali terulang kepada pelajar lainnya lantaran belum saatnya ikut serta mengikuti aksi penyampaian aspirasi masyarakat.

"Dengan adanya kasus seperti ini pelajaran bagi kita semua, terutama anak-anak, mudah-mudahan tidak terprovokasi untuk ikut-ikutan, karena namanya siswa fokusnya ke pembelajaran, tidak ikut-ikutan yang seperti itu," tuturnya.

"Saya tertekankan kepada anak-anak, kalian adalah siswa dan siswi, masa depan kalian masih jauh, maka kejarlah ilmu sebanyak-banyaknya dan aktif di kelas, serta di dalam pembelajaran," terangnya.

Sebelumnya diberitakan TribunTangerang.com, Ketua RT 02, Sugiono menjelaskan peristiwa itu bermula ketika Andika diajak temannya untuk ikut aksi di DPR RI, Kamis (28/8/2025).

Andika yang masih berada di sekolah pun meminta izin kepada gurunya untuk pulang lebih dulu, dengan alasan ingin mengantar sang ibu berobat.

Tanpa sepengetahuan keluarga dan gurunya, Andika bersama temannya kemudian berangkat ke DPR RI untuk ikut aksi unjuk rasa.

Baca juga: Cerita Haru Sahabat Andika Lutfi, Pelajar yang Meninggal dengan Luka di Kepala Usai Ikut Aksi Demo

 

"Kebetulan almarhum sekolah, izin ke pihak sekolah untuk mengantar ibunya berobat. Setelah itu pihak sekolah telpon, menghubungi (ke keluarga) dan Andika memang tidak kembali," ungkapnya.

Usai ikut berdemo di DPR RI, Andika sempat dikabarkan menghilang, pihak keluarga tak ada satu pun yang mengetahui keberadaannya lantaran Andika tak memiliki handphone serta tak membawa identitas.

Hingga akhirnya pada Sabtu 30 Agustus 2025, Andika diketahui pihak keluarga melalui media sosial tengah berada di RS Mintohardjo, Jakarta Pusat, dalam keadaan kritis.

"Informasi terakhir itu hari Sabtu sore, waktunya saya tidak tahu persis. Setelah itu pihak keluarga langsung ke rumah sakit menjenguk putranya," kata Sugiono.

Sugiono menjelaskan Andika mengalami koma sejak Jumat 29 Agustus saat baru pertama dibawa ke RS Mintohardjo.

Berdasarkan informasi dari tim medis, Andika kritis usai tempurung belakang kepalanya retak.

Pihak keluarga menduga retaknya tempurung kepala Andika lantaran terkena hantaman benda tumpul.

Kendati demikian, Sugiono tak mengetahui lebih jelas apa yang sebenarnya dialami Andika saat ikut unjuk rasa.

"Terkait benturan itu saya tidak tahu persis, apakah memang dia posisinya jatuh dan bagaimana, hasil medisnya juga disampaikan memang ada benturan, tetapi pihak keluarga pun tidak tahu terkait itu," katanya.

Meski begitu Sugiono memastikan pihak keluarga tak akan menyelidiki lebih lanjut soal penyebab kematian Andika Lutfi Falah.

"Jadi saya tekankan kembali, pihak keluarga tidak akan melanjutkan hal-hal yang kita tidak inginkan. Jadi ikhlas rida semua pihak keluarga," tutur Sugiono. (m28)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved