Virus Corona

Epidemiolog Duga Varian C.1.2 dari Afrika Selatan Lebih Menular Ketimbang Delta

Varian C.1.2 diduga mudah menular dan membuat sensitivitas pada antibodi menurun, karena banyak mutasi di dalamnya.

Editor: Yaspen Martinus
bbc.co.uk/kompas.com
Dicky Budiman, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, memprediksi varian C.1.2. lebih menular dari varian Delta. 

TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Dicky Budiman, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, memprediksi akan ada varian baru Covid-19 yang lebih menular dari varian Delta atau B.1617.2, yakni varian C.1.2.

Hal itu didasari banyaknya mutasi yang ada dalam varian C.1.2.

"Varian C.1.2 itu luar biasa menurut saya."

Baca juga: DAFTAR Lengkap Wilayah PPKM Jawa-Bali Hingga 20 September, Tangerang Raya Tak Beranjak dari Level 3

"Kalau pun varian yang bisa mengalahkan varian Delta, ya varian C.1.2 ini punya potensi."

"Karena semua mutasi dari Alfa, Beta, Delta, Gamma ada di varian C.1.2," ungkap Dicky dalam dialog virtual Alinea.id, Selasa (14/9/2021).

Sama seperti varian baru yang juga dipantau oleh WHO, varian C.1.2 diduga mudah menular dan membuat sensitivitas pada antibodi menurun, karena banyak mutasi di dalamnya.

Baca juga: Buwas Ungkap Adhyaksa Dault Dilaporkan Soal Aset Kwarnas di Cibubur Dijadikan SPBU

"Maka ada potensi varian lebih hebat dari Delta itu ada, dan itu masalah waktu untuk masuk ke Indonesia, dan kita harus siap," tuturnya.

WHO mengategorikan Varian C.1.2 ini sebagai Alerts of Further Monitoring atau varian dalam pemantauan, sejak 1 September 2021.

Varian C. 1. 2 ditemukan pertama kali di Afrika Selatan pada Mei 2021, dan sekarang sudah menyebar ke 9 negara.

Pemerintah Waspadai Tiga Varian Baru Covid-19

Selain varian Covid-19 Lambda dan Mu, Indonesia juga mengamati varian atau C.1.2 dari Afrika Selatan.

Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR, Senin (13/9/2021).

"Sebagai antisipasi, kita mengamati ada 3 varian baru yang kita amati dari dekat."

Baca juga: Pelaku Perjalanan dari Malaysia dan Arab Saudi Kebanyakan Positif Covid-19 Saat Tiba di Indonesia

"Pertama adalah varian Lambda. Kedua, varian Mu dan yang ketiga adalah varian C.1.2," kata Budi.

Ia memaparkan, varian Lambda dan Mu sudah dimasukkan kategori variant of Interest (VoI) oleh WHO, dan keduanya ditemukan di Amerika Selatan.

"Lambda ini sudah ada di 42 negara, dan varian Mu ini lebih cepat ada di 49 negara," tuturnya.

Baca juga: Political Will dan Anggaran Dinilai Jadi Kunci Selesaikan Masalah Lapas

Sejauh ini, dari sejumlah analisa sainstifik yang dilakukan, varian-varian ini memiliki kemampuan menghindari sistem imunitas kekebalan dari tubuh.

"Sehingga efektivitas dari vaksin yang diberikan akan menurun," ungkapnya.

Sedangkan varian C.1.2, dari amatan para ahli juga dikhawatirkan penyebarannya karena memiliki banyak mutasi.

Baca juga: Pemerintah Pantau WNI yang Kembali dari Negara Terpapar Covid-19 Varian Mu

"Varian C.1.2 juga dapat menghindari sistem kerja imunitas kita yang sudah terbentuk berdasarkan varian-varian sebelumnya," terang Budi.

Budi menuturkan, belajar dari kasus varian Delta, varian-varian baru dikhawatirkan meningkatkan penyebaran.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga wilayah perbatasan dan pintu-pintu masuk internasional.

Baca juga: Tato di Punggung Bantu Tim DVI Polri Identifikasi Dua Jenazah Korban Kebakaran Lapas Tangerang

"Memperketat entry dan exit testing, serta juga mendisplinkan proses karantinanya," jelas Menkes.

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 99.696 orang per 13 September 2021, dan sebanyak 139.165 orang meninggal.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 13 September 2021, dikutip TribunTangerang dari laman Covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 854.929 (20.5%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 698.867 (16.8%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 477.555 (11.5%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 390.949 (9.4%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 154.682 (3.7%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 153.131 (3.7%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 130.448 (3.1%)

RIAU

Jumlah Kasus: 126.240 (3.0%)

BALI

Jumlah Kasus: 110.366 (2.6%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 107.076 (2.6%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 101.881 (2.4%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 88.302 (2.1%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 68.358 (1.6%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 61.476 (1.5%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 59.028 (1.4%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 53.098 (1.3%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 49.793 (1.2%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 48.174 (1.2%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 44.899 (1.1%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 44.425 (1.1%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 38.528 (0.9%)

ACEH

Jumlah Kasus: 36.042 (0.9%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 33.916 (0.8%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 33.544 (0.8%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 33.159 (0.8%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 29.097 (0.7%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 26.856 (0.6%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 22.880 (0.5%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 22.721 (0.5%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 19.919 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 14.404 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 11.911 (0.3%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 11.879 (0.3%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 11.522 (0.3%). (Rina Ayu)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved