Virus Corona
Satgas Covid-19 PB IDI: Varian Mu Tidak Seganas Delta, tapi Lebih Serius dari Alfa, Beta, dan Gamma
Sejauh ini para peneliti menilai varian Mu memiliki kemampuan menurunkan efektivitas vaksin dan menyebar di 49 negara.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (3/9/2021), sebanyak 48 kasus telah diidentifikasi di Inggris, bersamaan dengan ratusan lainnya di Amerika Serikat (AS), dengan total kasus di seluruh dunia mencapai sekitar 4.500.
Varian B.1.621 yang ditetapkan pada 30 Agustus 2021 dengan huruf ke-12 alfabet Yunani oleh WHO ini, kali pertama diidentifikasi di Kolombia pada Januari lalu.
Baca juga: Wamenkes: Semakin Lama Pandemi, Semakin Banyak Mutasi Covid-19
Buletin mingguan WHO mengatakan, studi awal kode genetik strain baru ini menunjukkan varian ini seperti varian Beta yang ditemukan di Afrika Selatan, karena kemungkinan dapat menghindari antibodi yang dibangun oleh vaksinasi.
Kendati demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendukung teori itu.
"Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan."
Baca juga: Ajukan Praperadilan, Kuasa Hukum Yahya Waloni: Kerukunan Beragama Berdampak Jika Sampai Disidang
"Data awal yang disajikan kepada kelompok kerja evolusi virus menunjukkan pengurangan kapasitas netralisasi serum pemulihan dan vaksin yang serupa, dengan yang terlihat untuk varian Beta."
"Namun ini perlu dikonfirmasi oleh penelitian lebih lanjut," seperti tertulis dalam buletin itu.
WHO menyebut varian Mu menyebar di Kolombia dan Ekuador, serta muncul pula di Eropa.
Baca juga: Wakil Ketua DPR: Kalau Presiden Perlu Cepat, Surpres Pergantian Panglima TNI Pasti Segera Dikirim
Namun prevalensi globalnya masih kurang dari satu dalam seribu kasus.
Ahli Epidemiologi Penyakit Menular WHO Maria van Kerkhov pun menuliskan cuitan terkait informasi terbaru yang tersedia tentang varian tersebut.
Lembaga Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) mengatakan pada bulan lalu, 'tidak ada bukti' yang menunjukkan Mu lebih menular dibandingkan varian Delta.
Baca juga: Amien Rais Bilang Amandemen UUD 1945 Salah Satu Upaya Menghancurkan Bangsa Indonesia
Karena, varian Delta yang diketahui lebih cepat dan mudah menular dibandingkan varian sebelumnya, telah mendorong Pemerintah Inggris menunda pencabutan sistem penguncian (lockdown) negara itu.
Sementara, varian minat terakhir WHO yang disebut sebagai Lambda, diyakini berasal dari Peru, sebelum akhirnya menyebar luas di Amerika Latin dan Amerika Utara, kemudian mencapai seluruh dunia. (Rina Ayu)