Elpiji 3 Kilogram Langka

2 Keuntungan Membeli Gas LPG 3 Kilogram di Pangkalan, Dijamin Bikin Semringah

Namun kelangkaan gas melon terjadi tidak hanya terhadi di warung dan pengecer namun juga Pangkalan gas.

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
PT Pertamina Patra Niaga
GAS MELON LANGKA- Petugas Pertamina mendistribusikan gas 3 Kilogram atau gas melon. Berdasarkan peraturan Kementerian ESDM per 1 Februari 2025, warung dan pengecer dilarang menjual gas melon. (PT Pertamina Patra Niaga). 

TRIBUN TANGERANG.COM- Kebijakan pemerintah yang melarang warung dan pengecer menjual gas kepada masyarakat berimbas pada sulitnya warga mendapatkan gas LPG 3 kilogram atau yang biasa disebut gas melon.

Masyarakat harus pontang-panting mencari stok gas Melon di warung-warung hingga pengecer.

Namun kelangkaan gas melon terjadi tidak hanya terhadi di warung dan pengecer namun juga Pangkalan gas.

Hal itu diucapkan oleh warga Pondok Jaya., Olivia. Olivia mengaku kesulitan mencari gas  melon.

Bahkan stok gas juga pangkalan di sekitar rumhanya juga ksosong.

Kesulitan warga mendapatkan stok gas juga tergambarkan dengan antrean warga yang di kawasan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

Warga mulai antri sejak pagi hari di agen penjual gas yaitu Toko Tri Wijaya, bahkan sebelum gerai tersebut buka.

Warga nampak menunggu dan mengantri meskipun gas elpiji 3 kilogram itu belum terlihat datang ke agen tersebut.
Antrian panjang ini terjadi akibat masyarakat tak bisa lagi membeli gas tabung hijau bersubsidi di warung-warung terdekat.
Warga mengaku khawatir pasokan gas akan habis, sehingga mereka memilih datang lebih awal untuk mendapatkan jatah.
Sampai akhirnya tumpukan gas yang dibawa dengan truk berwarna merah. warga pun bersorak riuh seolah lega karena usaha mengantrinya tak sia-sia.
Warga yang sejak pagi sudah berdatangan, tak ragu untuk berteriak-teriak mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kelangkaan gas elpiji yang terjadi belakangan ini.
"Pak Prabowo liat ini kami harus mengantri," ucap seorang pembeli gas yang sedang mengantri, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Namun meski kini mendapatkan gas melon harus ke pangkalan yang berada di lokasi tertentu, namun membeli gas di pangkalan tidak seburuk yang dibayangkan.
Masyarakat yang membeli gas di pangkalan dipastkan juga mendapatkan keuntungan.
Lantas apa saja sih keuntungan yang didapat masyarakat bila membeli gas di pangkalan resmi Pertamina?
1. Harga lebih murah
Membeli gas LPG di pangkalan resmi Pertamina berarti mendapatkan potongan harga atau lebih murah dari pasaran.
Pasalnya gas yang dijual di Pangkalan tidak boleh melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan Pertamina.
Diketahui HET gas melon berkisar di angka Rp 19.000.
Sedangkan di warung biasa warga membeli dengan harga berkisar Rp 21.000.
2. Takaran lebih pas
Selain harga yang lebih murah. Membeli elpiji di Pangkalan resmi Pertamina juga lebih menguntungkan.
Pasalnya takaran gas di pangkalan lebig terjamin akrean dipastikan beral LPG mencapi 3 kilogram.

Kata Heppy, pembelian di pangkalan resmi LPG 3 kg juga lebih dijamin takarannya karena pangkalan menyiapkan timbangan, masyarakst dapat memastikan berat LPG 3kg.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari melalui keterangan tertulis, dikutip Minggu (2/1/2025).
Heppy juga mengimbau agar masyarakat membeli LPG 3 kg langsung di Pangkalan Resmi Pertamina yang telah ditentukan. 

Hal ini untuk menghindari peredaran gas elpiji subsidi yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Bagi masyarakat, pembelian di Pangkalan resmi LPG 3 kg tentu lebih murah harganya dibandingkan pengecer karena harga yang di jual sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah daerah masing-masing wilayah," kata Heppy.

Kata Heppy, pembelian di pangkalan resmi LPG 3 kg juga lebih dijamin takarannya karena pangkalan menyiapkan timbangan, masyarakst dapat memastikan berat LPG 3kg.

Ricuh, Antrian Agen Gas LPG di Tangsel Tak Terkendali

Ratusan warga yang mengantre untuk mendapatkan gas LPG 3 Kilogram (Kg) di Toko Tri Wijaya, kawasan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

Di agen tersebut terlibat kericuhan akibat antrian yang berantakan, sampai akhirnya berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu giliran sesuai prosedur yang ada.

"Ngantri dong, ngantri, kasian yang udah datang dari pagi," ujar warga sambil berteriak, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved