Elpiji 3 Kilogram Langka
Kronologi Yonih Warga Pamulang Meninggal Diduga karena Kelelahan usai Antre Gas Elpiji 3 Kilo
(Sampai akhirnya) dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan dia sudah bawa tabung gas dapet
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico
TRIBUNTANGERANG.COM, PAMULANG- Kebijakan pemerintah yang melarang warung dan pengecer menjual elpiji 3 kilogram merenggut nyawa warga di Pamulang, Tangerang Selatan.
Akibat kebijakan tersebut warga kesulitan mendapatkan LPG 3 kilogram atau gas Melon yang biasanya dijual di warung.
Demi mendapatkan elpiji 3 kilogram warga terpaksa membeli gas melon di pangkalan.
Namun langkanya gas melon dan tingginya animo warga membuat masyarakat membluduk di pangkalan di sekitar kediaman warga.
Akibat membeludaknya warga yang ingin membeli, warga terpaksa mengantre selama berjam-jam.
Akibat antre berjam-jam tersebut, seorang warga bernama Yonih (62) meninggal dunia.
Yonih merupakan warga jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Manula ini meninggal dunia usai mengantre gas ukuran 3 kilogram, Senin (3/2/2025).
Baca juga: Rohaya Ungkap Keinginan Yonih Sebelum Meninggal Dunia: Mau Pergi Umroh, Lagi Kumpulkan Uang
Kerabat Yonih, Rohaya mengatakan korban meninggal setelah mengantre gas elpiji sekitar 500 meter dekat rumahnya.
Kejadian bermula ketika Yonih terlihat sedang membawa dua tabung gas kosong pada pukul 11.00 WIB.
"Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantri gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP," kata Rohaya kerabat Yonih di Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).
Saat itu, Rohaya mengatakan bahwa Yonih mengaku ingin mengantre gas, namun diminta pulang karena pembelian gas bersubsidi hanya bisa menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Korban kembali ke rumah untuk menyelesaikan urusan, termasuk membayar sayuran yang dibeli.
Tak lama kemudian, korban berangkat kembali untuk membeli gas dan beristirahat sejenak di laundry dekat pangkalan gas.
"(Sampai akhirnya) dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan dia sudah bawa tabung gas dapet," kata Rohaya.
Baca juga: Diduga Meninggal karena Kelelahan Antre Elpiji 3 Kilo, Yonih Sempat Ucap Takbir Sebelum Berpulang
Setibanya di rumah, Rohaya mengatakan. Yonih pingsan usai berhasil mendapatkan gas berwarna hijau itu.
Yonih langsung dilarikan ke Rumah Sakit Permata, namun sayangnya, setibanya di rumah sakit, korban dinyatakan telah meninggal dunia.
"Dia ngomong Allahuakbar, Allahuakbar, terus saya ajak ngomong udah enggak nyaut (menjawab). Saya minumin aja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai disana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia," pungkasnya.
Sebagai informasi, bagi masyarakat Tangerang Selatan, saat ini pembelian gas bersubsidi hanya dapat dilakukan di pangkalan gas yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Kebijakan ini diberlakukan untuk mengontrol distribusi gas subsidi agar tepat sasaran dan mengurangi potensi penyalahgunaan yang bisa merugikan warga yang berhak.
Pengin Berangkat Umrah
Ada satu impian Yonih (62) yang belum terwujudkan selama dirinya hidup yaitu berangkat umrah.
Rohaya menceritakan bahwa sang kakak dikenal sebagai sosok yang pekerja keras. Bahkan dia diketahui tengah menabung untuk berangkat umrah.
"Orangnya rajin banget terus dia kan bilang ingin pergi umroh dan lagi ngumpulin uang untuk berangkat umroh," ujar Rohaya saat ditemui di rumah duka, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).
Karena peduli dengan keadaan sang kakak, Yonih digunakan untuk fokus berjualan sembako supaya tidak terlalu capek.
"Saya sudah bilang enggak usah capek-capek, jualan sembako saja cukup, tapi dia tetap mau kerja keras karena katanya lagi kumpulin uang buat umroh," kata dia.
Sempat Ucap Takbir Sebelum Hembuskan Napas Terakhir
Sebelum meninggal Yonih (62) usai diduga kelelahan mengantre gas elpiji 3 kilogram, pada Senin (3/2/2025) Yonih sempat terlihat kelelahan.
Baca juga: Meninggal Dunia usai Mengantre Elpiji 3 Kilo, Yonih Warga Pamulang Sempat Dibawa ke RS Permata
Sambil menangis tersedu, Rohaya menceritakan detik-detik Yonih meregang nyawa, usai diduga kelelahan mengantre untuk membeli tabung gas elpiji.
Raya mengatakan, Yonih telah terlihat kelelahan, setelah berhasil membawa pulang dua tabung gas elpiji.
Sesampainya di rumah, Raya mengaku melihat Yonih sempat tak sadarkan diri sebelum dibawa ke rumah sakit.
Raya menuturkan, sang bibi juga sempat mengucapkan takbir, sebelum meninggal dunia.
"Dia (Yonih) sempat ngomong 'Allahuakbar, Allahuakbar', saya ajak ngomong udah enggak respons, terus dibawa ke rumah sakit," papar Raya.
Selain itu, Raya juga mengungkap sosok Yonih. Dia menyebut bahwa Yonih merupakan seorang yang rajin dan gesit dalam melakukan suatu hal.
"Mungkin kerena kecapean, memang orangnya rajin, gesit gitu," ujarnya sambil menangis.
Rohaya menceritakan jika kakaknya sempat pingsan setelah antre gas selama satu jam, di pangkalan gas 500 meter dari rumah.
Kata Rohaya, keluarganya sempat melarang, namun ternyata mendiang Yonih memutuskan untuk antre langsung.
Setelah satu jam mengantre, Yonih pulang dan istirahat sejenak hingga akhirnya pingsan.
Keluarganya segera membawanya ke rumah sakit Permata, Pamulang, untuk mendapatkan perawatan. Namun, sesampainya di rumah sakit, Yonih dinyatakan meninggal dunia.
Jenazah Yonih dimakamkan pada Senin sekitar pukul 15.30 WIB. Pihak keluarga pun masih berduka atas kepergian Yonih.
Sebagai informasi, bagi masyarakat Tangerang Selatan, saat ini pembelian gas bersubsidi hanya dapat dilakukan di pangkalan gas yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Kebijakan ini diberlakukan untuk mengontrol distribusi gas subsidi agar tepat sasaran dan mengurangi potensi penyalahgunaan yang bisa merugikan warga yang berhak.(m30)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Gas LPG 3 Kg Masih Langka, DPRD Kota Tangerang Minta Polisi Awasi Distribusi Pangkalan ke Pengecer |
![]() |
---|
Arief Wibowo Minta Pemerintah Pusat Penuhi Infrastruktur Penetapan Sub-Pangkalan |
![]() |
---|
Pasokan Gas LPG 3 Kg Kosong di Pengecer, Pedagang Nilai Kebijakan Sub Pangkalan Menyulitkan Rakyat |
![]() |
---|
Pedagang Eceran di Kota Tangerang cuma Bisa Pasrah Pasokan Elpiji 3 Kilo Tak Kunjung Datang |
![]() |
---|
Sudah 2 Minggu Kosong, Pengecer di Pondok Aren Keluhkan Pasokan Elpiji 3 Kilo Belum Datang Juga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.