Elpiji 3 Kilogram Langka

Andri Permana Nilai Gaduh Soal Elpiji 3 Kilo Pengaruhi Kinerja 100 Hari Pertama Prabowo Subianto

Apapun yang melatar belakangi pemerintah dalam melakukan redistribusi gas LPG bersubsidi hendaknya dilakukan perencanaan yang matang

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro
GADUH GAS MELON- Wakil Ketua DPRD Andri S Permana saat ditemui di kantornya di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Banten, Senin (6/1/2024). Andri mengatakan gaduh soal elpiji 3 kilo pengaruhi kinerja 100 hari pertama Prabowo Subinato. (TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro) 

Menurutnya, kepanikan masyarakat akan penyaluran gas subsidi 3 kg yang terjadi saat ini cukup mempengaruhi penilaian terhadal 100 hari kerja pertama Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

"Ditambah lagi ini akan mempengaruhi kepercayaan publik kepada pemerintahan Bapak Presiden RI yang sedang berjalan 100 hari pertama," ungkap Andri. 

Diberitakan sebelumnya, satu hari pasca didatangi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, masyarakat Kota Tangerang masih kesulitan untuk membeli gas LPG 3 kilogram.

Pasalnya antrean sejumlah warga kembali terjadi di pangkalan Budi Setiawan yang berada si Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.

Salah seorang warga Cibodas, Dewi memutuskan datang ke pangkalan tersebut lantaran belum mendapatkan gas elpiji subsidi tersebut sejak kemarin.

"Saya kemarin antre disini belum dapat kebagian gas LPG 3 kilogramnya, makanya hari ini datang lagi buat kebutuhan jualan nasi goreng lagi," ujar Dewi.

Senada dengan Dewi, warga yang mengantre lainnya Ridwan, mengaku belum menemukan gas LPG 3 kg di warung eceran pada sekitar rumahnya.

Oleh karena itu ia dan istrinya memutuskan datang ke lokasi pangkalan yang berada di tepi Jalan Palem Raya tersebut.

Baca juga: Warga Pondok Aren Masih Sulit Dapat Elpiji 3 Kg Meski Prabowo Bolehkan Pengecer Jual Gas Subsidi

"Warung dekat rumah saya masih belum ada yang jual gas 3 kg, katanya emang pengecer belum ada stoknya kalau untuk sekarang ini," ungkapnya.

Diketahui Bahlil Lahadalia mengubah kebijakan penjualan gas LPG 3 kilogram untuk masyarakat hanya melalui pangkalan.   

Hal tersebut dilakukan menyusul timbulnya kekacauan akan pembelian gas elpiji bersubdi itu di berbagai daerah, termasuk Kota Tangerang.

Dengan demikian pengecer ataupun warung kelontong dapat kembali menjual LPG berwarna hijau yang kerap disebut gas melon itu secara langsung kepada warga.

"Mulai hari ini pembelian gas LPG 3 kg bisa kembali dilakukan lewat pengecer agar lebih dekat ke masyarakat," ujar Bahlil kepada awak media di Kota Tangerang, Selasa (4/2/2025) kemarin.

Lebih lanjut ia menjelaskan, mulai hari ini seluruh warung pengecer gas LPG 3 kg statusnya ditetapkan menjadi sub-pangkalan.

Dinaikannya status tersebut bertujuan agar harga gas di pasaran bisa langsung dipantau oleh negara dan tidak ada lagi oknum yang mempermainkan harga gas yang disubsidi oleh pemerintah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved