Dipecat dari KPK, Pegawai Tak Lulus TWK: Brutal Seperti Orang-orang Gerakan 30 September 1965
Faisal menyebut pimpinan KPK di bawah komando Firli Bahuri telah secara kejam menggusur 56 pegawai komisi antikorupsi.
TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Faisal, salah satu pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terdepak, mengungkapkan isi hatinya di akhir masa tugas.
Faisal menjadi satu dari 56 pegawai KPK yang gagal menjadi aparatur sipil negara (ASN) melalui metode asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK).
Faisal bersama 55 rekannya tidak akan lagi bekerja di KPK per 1 Oktober 2021, karena pimpinan KPK telah memecat mereka pada 30 September 2021.
Baca juga: Muhammad Kece Dianiaya Tahanan Lain, Polri Bakal Evaluasi Pengawasan di Rutan Bareskrim
Faisal menyebut pimpinan KPK di bawah komando Firli Bahuri telah secara kejam menggusur 56 pegawai komisi antikorupsi.
"Pimpinan KPK secara kejam telah menggusur kami, 56 pegawai KPK."
"Mereka telah buta-hati mendepak anak kandungnya sendiri."
Baca juga: Hasto Kristiyanto Tegaskan PDIP dan Jokowi Tak Ingin Jabatan Presiden Ditambah Jadi Tiga Periode
"Atau, sejak awal barangkali kami memang dianggap anak haram."
"Sebuah perangai yang bengis dan semena-mena."
"Bahkan, sampai titik tertentu sudah biadab," kata Faisal lewat keterangan tertulis, Sabtu (18/9/2021).
Baca juga: Soal Capres 2024, Sekjen PDIP: Megawati akan Berkontemplasi Mohon Petunjuk Tuhan
Bengis, karena Faisal merasa pimpinan KPK tak menghiraukan hak asasi manusia (HAM) ke-56 pegawai KPK.
Padahal sebagai manusia, kata dia, 56 pegawai memiliki perasaan.
Hak itu, kata Faisal, tidak bisa dihilangkan atau dinyatakan tak berlaku oleh negara, apalagi oleh sekadar pimpinan KPK.
Baca juga: Orang yang Diduga Menganiaya Muhammad Kece Ternyata Irjen Napoleon Bonaparte
Dia mengatakan, tidak menghormati HAM 56 pegawai menunjukkan bobroknya penghormatan terhadap martabat manusia oleh KPK.
"KPK secara kejam dan tuna belas kasihan acuh kepada martabat kemanusiaan kami"
"KPK tak mengakui hak asasi manusia kami, di mana kami disudutkan sebagai pihak yang lemah, terancam, tak dapat membela diri, tak berguna," tutur Faisal.
Baca juga: Untuk Jadi Presiden dan Wapres Serta Menteri, PDIP Yakin Selalu Ada Campur Tangan yang di Atas