Aksi Terorisme

Sulitnya Memburu Teroris MIT Poso, Polri: Lokasinya Bergunung-gunung, Oksigen Terbatas

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, lokasi pelarian teroris MIT Poso sangat sulit terlacak karena medan yang berat.

Editor: Yaspen Martinus
Dokumentasi Satgas Madago Raya
Satgas Madago Raya menerbitkan selebaran bergambar 4 anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang masih tersisa. 

TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Polri mengungkapkan kendala memburu sisa empat teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang masih bersembunyi di hutan belantara di sekitar Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, lokasi pelarian teroris MIT Poso sangat sulit terlacak karena medan yang berat.

Hal inilah yang menyulitkan tim gabungan TNI-Polri mencari buronan tersebut.

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 21 September 2021: 3.263 Orang Positif, 6.581 Pasien Sembuh, 171 Meninggal

"Bisa bayangkan ya, bayangkan bahwa lokasi itu tidak seperti Jakarta."

"Rata enggak, tapi bergunung-gunung, bisa dilalui 3 hari jalan kaki, itu naik turun."

"Naik turun tiga hari. Belum nanti oksigen sendiri di sana terbatas," kata Argo kepada wartawan, Rabu (22/9/2021).

Baca juga: Digugat MAKI, KPK Merasa Tak Wajib Ungkap Sosok King Maker di Kasus Pinangki

Tak hanya itu, Argo menyampaikan tim Satgas Madago Raya juga memerlukan waktu seminggu penuh jika menyusuri seluruh hutan yang diduga menjadi tempat pelarian teroris MIT Poso.

"Kalau lihat itu luasnya banyak sekali."

"Mungkin bisa kita jalan kaki bisa seminggu, itu panjangnya, itu baru diameternya."

Baca juga: KPU Ajukan Anggaran Rp 86,2 Triliun untuk Pemilu 2024, Politisi PKB: Cuma Cari Pemimpin Mahal Banget

"Jadi tentunya dengan liku-lika dan hutan dan kabut itu."

"Namanya orang yang di hutan mencari celah saat kapan lengahnya dan sebagainya," papar Argo.

Argo menuturkan, kelompok teroris MIT Poso juga dinilai lebih menguasai medan hutan tersebut.

Baca juga: Mahfud MD: Membiarkan Orang Punya Utang Bisa Dianggap Korupsi

Karena itu, mereka lihai untuk terus melarikan diri kejaran tim Satgas Madago Raya.

"Namanya orang yang sudah lama di hutan, itu kan mudah mereka memahami bagaimana itu lika-liku hutan."

"Ada bunyi 'kresek' itu kan paham juga 'oh itu bunyi kaki manusia, oh itu bunyi ular.' Dia akan paham karena sudah lama di sana," bebernya.

Baca juga: Tadinya Setiap Minggu, Kini Perubahan Level PPKM Jawa-Bali Bakal Dilakukan Tiap Dua Pekan

Namun demikian, Argo menyampaikan pihaknya memiliki cara tersendiri untuk bisa melacak kelompok tersebut.

"Jadi kita tentunya kan ada teknik tersendiri yang digunakan oleh tim Madago Raya ini untuk menangkap mereka," ucap Argo.

Ini Wajah dan Nama 4 Teroris MIT Poso yang Masih Tersisa

Satgas Madago Raya menerbitkan selebaran bergambar 4 anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang masih tersisa.

Kini, keempatnya masih berstatus buronan lantaran enggan menyerahkan diri.

"Satgas Madago Raya keluarkan selebaran terhadap 4 orang DPO teroris Poso seperti gambar di atas," kata Wakasatgas Humas Ops Satgas Madago Raya AKBP Bronto Budiyono saat dikonfirmasi, Selasa (12/9/2021).

Baca juga: ISI Lengkap Surat Terbuka Irjen Napoleon Bonaparte: Perbuatan Kece Sangat Membahayakan Kerukunan

Empat DPO teroris Poso yang masih diburu adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae Alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.

Bronto menyampaikan, masyarakat yang melihat keberadaan keempat buronan tersebut dapat melapor kepada aparat TNI-Polri terdekat.

Dia juga mencantumkan nomor pengaduan yang bisa dihubungi masyarakat.

Baca juga: DPR Reses 7 Oktober, Puan Maharani Yakin Jokowi Kirim Surpres Calon Panglima TNI dalam Waktu Dekat

"Bagi masyarakat yang mengetahui keberadaan para DPO untuk segera menghubungi kepolisian terdekat," pintanya.

Kontak tembak antara Satuan Tugas Madago Raya Polda Sulawesi Tengah dari team Sogili-2 dengan DPO teroris Poso, terjadi pada Sabtu (18/9/2021) sekitar pukul 18.00 WITA di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong.

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan, dari insiden kontak tembak itu, dua DPO teroris Poso tewas, salah satunya adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora yang dikenal sebagai pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

Baca juga: KRONOLOGI Irjen Napoleon Bonaparte Aniaya Muhammad Kece, Gembok Sudah Diganti Ketua RT

"Akibat kontak tembak tersebut telah tertembak dua DPO teroris Poso atas nama Ali Ahmad alias Ali Kalora, dan Ikrima alias Jaka Ramadhan alias Rama, dalam kondisi meninggal dunia di TKP," beber Rudy.

TKP kontak tembak itu berada kurang lebih 5 kilometer dari TKP pegunungan Desa Buana Sari, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong.

TKP tersebut tempat terjadinya baku tembak yang juga menewaskan DPO teroris atas nama Abu Alim alias Ambo, pada 17 Juli 2021.

Baca juga: Orang yang Diduga Menganiaya Muhammad Kece Ternyata Irjen Napoleon Bonaparte

Dari insiden baku tembak dengan Ali Kalora itu, Rudy mengatakan, Satgas Madago Raya mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga milik Ali Kalora.

"Barang bukti berupa satu pucuk senjata api laras panjang jenis M16 diduga milik Ali Kalora."

"Dua buah ransel, satu buah bom tarik, satu buah bom bakar, dan lainnya," ungkap Rudy.

Baca juga: Untuk Jadi Presiden dan Wapres Serta Menteri, PDIP Yakin Selalu Ada Campur Tangan yang di Atas

Mantan Kapolda Jawa Barat itu mengungkapkan, dengan ditangkapnya 2 DPO teroris Poso ini, maka DPO teroris Poso yang masih dalam pencarian tim Satgas Madago Raya tersisa 4 orang.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD meminta masyarakat tetap tenang, terkait tewasnya pimpinan MIT Ali Kalora.

Ia mengatakan aparat akan mengumumkannya secara resmi dan memperlihatkan buktinya.

Baca juga: Menko PMK: PTM Jangan Tunggu 100 Persen Peserta Didik Divaksin, Enggak Bakal Buka-buka Itu Sekolah

Mahfud MD mengatakan telah memegang bukti gambar terkait tewasnya Ali Kalora.

Namun, ia enggan menyampaikannya ke publik.

"Nanti diumumkan resmi dan diperlihatkan buktinya oleh aparat," kata Mahfud MD melalui akun Twitter @mohmahfudmd, Sabtu (18/9/2021).

Baca juga: Masih Ada Waktu 12 Hari, Raja OTT KPK Yakin Jokowi Berpihak kepada 56 Pegawai yang Diberhentikan

Mahfud MD menggambarkan Ali Kalora sebagai sosok buronan yang sadis, karena kerap menyembelih warga di Sulawesi Tengah.

Ia mengatakan, kini Ali Kalora telah tewas ditembak mati Densus 88 Antiteror bersama seorang anak buahnya.

"Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora yang pernah menggegerkan karena menyembelih banyak warga dengan sadis di Sulteng."

Baca juga: Kepala BMKG: Pantai Pacitan Berpotensi Dilanda Tsunami 28 Meter, Tiba di Darat dalam Waktu 29 Menit

"Setelah buron hampir setahun, hari ini ditembak mati oleh Densus AT/88."

"Ia ditembak bersama seorang anak buahnya yang bernama Ikrimah."

"Masyarakat harap tenang," cuit Mahfud MD. (Igman Ibrahim)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved