Partai Politik
Omnibus Law Jadi Pemicu Partai Buruh Dihidupkan Lagi
Menurut Iqbal, pengesahan Omnibus Law menjadi kekalahan telak kaum buruh memperjuangkan hak-haknya.
TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal menjelaskan latar belakang pihaknya kembali menghidupkan partai politik tersebut.
"Omnibus law-lah, UU Cipta Kerja men-trigger Partai Buruh dihidupkan kembali," ungkap Said Iqbal saat konferensi pers, Selasa (5/10/2021).
Menurut Iqbal, pengesahan Omnibus Law menjadi kekalahan telak kaum buruh memperjuangkan hak-haknya.
Baca juga: Said Iqbal Bilang Sumber Pendanaan Partai Buruh dari Iuran, Tiap Anggota Wajib Setor Rp 50 Ribu
Kelompok buruh, lanjutnya, bakal memperluas perjuangannya di parlemen.
"Di jalan tetap ada sesuai konstitusi, tapi kami ingin berjuang di parlemen," katanya.
Iqbal mengkritik sistem upah tenaga kerja yang tertuang dalam UU Cipta Kerja.
Baca juga: Azis Syamsuddin Punya Orang Dalam di KPK, Novel Baswedan: Yang Ungkap Tim Saya
Menurutnya, muatan dalam UU tersebut belum mengakomodasi hak-hak buruh.
"Bagaimana mungkin outsourcing seumur hidup?"
"Negara Amerika saja membatasi. Indonesia melebihi Amerika yang super kapitalis."
Baca juga: Salip Jepang, Indonesia Kini Peringkat Lima Suntikkan Dosis Pertama Vaksinasi Covid-19
"Karyawan kontrak diulang-ulang, upah UMSK dihilangkan, UMK bisa iya bisa tidak, nilai kenaikannya kecil," beber Said.
Dia juga menyoroti bagaimana karyawan perempuan yang mengambil cuti haid dan melahirkan, tidak jelas dibayar atau tidak diupah.
"Jam kerja yang eksploitatif, perlindungan terhadap buruh perempuan makin menurun," sambungnya.
Baca juga: Indonesia Rencanakan Uji Klinis Molnupiravir yang Disebut Mampu Cegah Kematian Akibat Covid-19
Iqbal menjelaskan, tawaran Partai Buruh dalam hubungan industrial dinilai bisa menjawab persoalan hak buruh.
"Menolak outsourcing tenaga kerja, menolak sistem karyawan kontrak berkepanjangan tanpa batas, uang pesangon yang layak, jam kerja yang manusiawi, perlindungan upah, menolak PHK yang dipermudah," ucap Said.
Anggota Wajib Setor Rp 50 Ribu
Said Iqbal mengungkap sumber pendanaan Partai Buruh yang baru dideklarasikan dan ia pimpin.
"Pendanaan Partai Buruh dari iuran," ujar Iqbal kepada wartawan, usai Kongres IV Partai Buruh, Selasa (5/10/2021).
Iqbal mengatakan, basis konstituen Partai Buruh ada dari 4 konfederasi serikat buruh, 50 federasi serikat pekerja, kelompok tani dan nelayan, guru honorer, hingga guru swasta, dengan total sekitar 10 juta orang.
Baca juga: Polri dan Mantan Pegawai KPK Bertemu Bahas Perekrutan Jadi ASN, Bakal Ada Pertemuan Selanjutnya
Dari jumlah tersebut, Partai Buruh akan mencari kader militan sebanyak 100 ribu orang.
"100 ribu kader militan kami akan minta iuran untuk bayar secara sukarela."
"Itu sudah pernyataan siap 100 ribu anggota kader buruh, tani, nelayan, termasuk guru honor," tambahnya
Baca juga: HUT ke-76 TNI, Jokowi Minta Kebijakan Belanja Diubah Jadi Investasi Pertahanan yang Berkelanjutan
Iqbal melanjutkan, besaran iuran yang dibayarkan dan disepakati oleh kader, yakni Rp 50 ribu per orang.
"Kalau dikali 100 ribu kan sudah hampir Rp 5 miliar. Sudah mencukupi," bebernya.
Susunan Pengurus
Partai Buruh bangkit lagi.
Pengurus Partai Buruh pun langsung diumumkan usai deklarasi.
Presiden KSPI Said Iqbal dipilih menjadi Presiden Partai Buruh periode 2021-2026.
Baca juga: Partai Buruh Bakal Dideklarasikan Hari Ini, Said Iqbal Jadi Calon Tunggal Ketua Umum
"Ini dia susunan pengurus yang dipilih kongres yang pertama."
"Presiden Partai Buruh 2021-2026 Said Iqbal yang juga Presiden KSPI," kata Iqbal saat konferensi pers secara virtual, Selasa (5/10/2021).
Selain Iqbal, ada sejumlah nama yang menjadi petinggi Partai Buruh untuk periode 2021-2026. Berikut ini nama-nama tersebut:
Baca juga: Diduga Pasang Bendera HTI di Meja Kerjanya, Jaksa KPK Dilaporkan ke Jamwas Kejagung
1. Presiden: Said Iqbal;
2. Wakil Presiden: Agus Supriyadi;
3. Sekretaris Jenderal: Ferri Nuzarli;
4. Bendahara Umum: Luthano Budyanto;
5. Ketua Badan Pendiri (Majelis Rakyat): Sonny Pudjisasono;
6. Ketua Majelis Nasional: Agus Ruli Ardiansyah;
7. Ketua Mahkamah Partai: Riden Hatam Azis.
Baca juga: Partai Demokrat Bilang Moeldoko Ngebet Jadi Presiden, Pernah Minta Jabatan Ketua Umum kepada SBY
Iqbal menambahkan, ada susunan di struktur ketua bidang. Namun, dia tak menampilkan nama-nama tersebut kepada publik.
"Susunan kepengurusan lain kita punya ketua bidang dan seterusnya, sekretaris bidang dan ada deputi-deputi."
"Ada 20 ketua bidang yang akan duduk di kepengurusan Partai Buruh. Ada bapilu ideologi, kader dan sebagainya," jelas Iqbal.
Bukan Partai Dinasti
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menegaskan partai yang ia pimpin tidak menerapkan dinasti keluarga.
"Ini bukan partai dinasti, ini bukan partai keluarganya Iqbal atau Sonny."
"Ini bukan partai yang hanya karena orang punya uang, bisa memiliki partai, tidak."
Baca juga: Densus 88 Ledakkan Bom Ibunya Setan di Gunung Ceremai, Timbulkan Lubang Hingga Bikin Tanah Longsor
"Ini partai rakyat," kata Iqbal saat bicara di Kongres Partai Buruh secara virtual, Selasa (5/10/2021).
Menurutnya, semua kader partai buruh memiliki hak dan suara yang sama. Dia tak ingin ada konflik dalam partai
"Rangkul, cari jalan yang terbaik."
Baca juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Lagi Hingga 18 Oktober 2021, Daerah Level 2 Berkurang
"Kita ingin bekerja bukan sekadar jabatan," ujarnya
Iqbal menambahkan, Partai Buruh memiliki target dalam 1-2 bulan ke depan, yakni menggandeng semua buruh di 34 provinsi.
Selain itu, Partai Buruh juga segera melengkapi administrasi verifikasi KPU agar bisa ikut Pemilu 2024.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 4 Oktober 2021: 2.656 Pasien Sembuh, 922 Orang Positif, 88 Meninggal
"Selamat berjuang dan saya targetkan setelah kongres ini, 1 bulan, 2 bulan, 1 bulan paling cepat, 2 bulan paling lambat, 100 persen provinsi penuh semua."
"Lebih dari 75 persen kabupaten/kota di setiap provinsi penuh semua."
"Ini yang paling berat, paling berat, 50 persen kecamatan di tiap-tiap kabupaten/kota penuh semua, saya tanya saudara siap untuk memenuhi itu?" Tanya Iqbal yang kemudian dijawab siap oleh seluruh kader Partai Buruh.
Baca juga: Teroris JAD Simpan 35 Kilogram Ibunya Setan di Gunung Ceremai, Langsung Diledakkan Densus 88
Iqbal mengklaim jumlah konstituen Partai Buruh di seluruh Indonesia lebih dari 10 juta orang.
"Basis anggota kami, termasuk keluarga, termasuk pemilih, lebih dari 10 juta orang."
"Beda dengan Partai Buruh yang lama, beda dengan parpol baru tidak berdasarkan basis partai yang jelas."
Baca juga: Azis Syamsuddin Disebut Punya 8 Orang Dalam di KPK untuk Amankan Perkara, Salah Satunya AKP Robin
"Kami hadir berdasarkan basis konstituen yang jelas," tutur Iqbal.
Dia menambahkan basis itu terdiri dari sejumlah basis kelas pekerja, di antaranya kelas-kelas petani, kelas buruh, kelas nelayan, kelas sopir, hingga kelas guru.
Iqbal merinci bagaimana basis konstituen yang berasal dari 11 organisasi kerakyatan yang di dalamnya ada 4 konfederasi buruh terbesar.
Baca juga: Gugat AD/ART Demokrat,Yusril: Tidak Mungkin Negara Ini Demokratis Kalau Partainya Oligarkis
"Pertama KSPSI yang dipimpin Andi Gani Nina Wea."
"Kemudian KSPI yang saya pimpin sendiri."
"Kemudian KSBSI yang dipimpin Yohanes Darta Pakpahan."
Baca juga: Meski Aturan PPKM Dilonggarkan, Kepatuhan Masyarakat Jalankan Prokes Terus Meningkat
"Keempat KPBI yang dipimpin oleh Ilhamsyah," bebernya.
Ditambah, Iqbal mengatakan empat konfederasi itu memiliki federasi di bawahnya yang tersebar.
"KSPI ada 2,2 juta orang, KSPSI Andi Gani jauh lebih besar hampir 3 juta buruh."
Baca juga: Bekas Pegawai KPK Bakal Ambil Sikap Jika Sudah Tahu Mekanisme dan Prosedur Jadi ASN Polri
"Kemudian di KSBSI jumlahnya kurang lebih 200 ribuan orang."
"Di KPBI jumlahnya lebih dari 50 ribu mendekati 100 ribu, SPI menyebar di 25 provinsi aliansi-aliansi tani," urainya.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan, kebangkitan kembali Partai Buruh akan dideklarasikan pada Senin (4/10/2021) hari ini, di Hotel Grand Cempaka, Jakarta.
Setelah itu, Partai Buruh bakal menggelar kongres untuk mencari pemimpin baru pada 4 hingga 5 Oktober.
Said mengatakan, kepemimpinan Partai Buruh saat ini akan tetap dipimpin oleh Sonny Pudjisasono sebagai Ketua Umum, dan Agus Supriadi sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Jenderal.
Baca juga: Barikade 98 Berharap Mabes TNI Seret Gatot Nurmantyo Soal Fitnah Penyusupan Komunisme
"Partai Buruh yang akan dideklarasikan ulang dan akan melakukan kongres 4-5 Oktober 2021 di Jakarta."
"Merupakan kelanjutan Partai Buruh yang pernah ada yang didirikan oleh Pak Muchtar Pakpahan dan Pak Sonny Pudjisasono," kata Said lewat konferensi pers virtual, Minggu (3/10/2021).
Said mengklaim dirinya menjadi calon tunggal Ketua Umum Partai Buruh jelang penyelenggaraan kongres.
Baca juga: Abraham Samad: 57 Orang yang Dipecat Bukan Pegawai Biasa, Pemberantasan Korupsi akan Jalan di Tempat
Dia menjadi satu-satunya yang disepakati secara bulat untuk menjadi Ketua Umum Partai Buruh.
"Memang mungkin bisa saja nanti sampai dengan nanti kongres ada yang bertambah.
"Tapi bulat sampai hari ini baru satu nama yang disepakati untuk disetujui kongres, yaitu Saudara Said Iqbal dari KSPI, Presiden KSPI," ucap Said.
Baca juga: Ini Dasar Hukum Mantan Pegawai KPK Direkrut Jadi ASN Polri, Bisa Langsung Dilantik
Sejumlah organisasi atau serikat pekerja berencana menghidupkan kembali Partai Buruh untuk bersaing pada Pemilu 2024.
Setidaknya ada empat konfederasi besar yang akan menghidupkan partai ini, yakni KSPI, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), dan Konfederasi Perjuangan Buruh Indonesia (KPBI).
Selain itu, ada 50 federasi serikat buruh, serikat petani, dan organisasi guruh yang juga akan ikut tergabung dalam partai tersebut.
Baca juga: Setelah Agung Mozin, Kini Giliran Neno Warisman Tinggalkan Partai Ummat
Sebelumya, sejumlah aliansi buruh sepakat menghidupkan kembali Partai Buruh.
"Partai Buruh yang lama ini dibangkitkan kembali, dan Partai Buruh yang baru ini siap mengikuti Pemilu 2024," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal saat dikonfirmasi, Sabtu (2/10/2021).
Dia menyebut tujuan menghidupkan kembali Partai Buruh, lantaran bentuk kekecewaan disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja, sehingga partai ini bakal memperjuangkan nasib para buruh.
Baca juga: Baleg DPR Ingin Kunker ke Brasil dan Ekuador, Formappi: Sudah Kebelet Pelesiran Ya?
"Suara kaum buruh dan petani, nelayan, serta konstituen Partai Buruh harus diberikan kesempatan yang sama disuarakan melalui jalur parlemen, dan jalur perjuangan gerakan tetap dilakukan oleh serikat," tuturnya.
Said mengatakan, semua kebijakan terkait kesejahteraan pasti diputuskan secara politik.
"Oleh karena itu, perlu adanya partai yang secara politik mewakili buruh, petani, dan konstituen di parlemen melalui partai politik," tambahnya.
Baca juga: Per 1 Oktober, Tinggal 280 Pasien Covid-19 Dirawat di Wisma Atlet Kemayoran
Dia mengatakan, pendiri kebangkitan Partai Buruh ini setidaknya ada empat konfederasi serikat pekerja.
Juga, 50 federasi serikat pekerja tingkat nasional, serikat petani, nelayan, forum guru honorer, tenaga honorer, guru swasta, dan organisasi gerakan sosial lainnya.
"Partai Buruh yang baru ini sudah memiliki kepengurusan di tingkat nasional."
Baca juga: Menuju Single Identity Number, Dirjen Dukcapil Minta Masyarakat Mulai Hafalkan NIK
"Riciannya 100 persen tingkat provinsi, lalu 80 persen tingkat kabupaten/kota."
"35 persen tingkat kecamatan, dan sudah memiliki 1.000 anggota yang merata di 403 kabupaten dan kota," ungkapnya.
Kongres kebangkitan Partai Buruh direncanakan dilakukan pada 4-5 Oktober 2021 di sebuah hotel di kawasan Jakarta.
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 2 Oktober 2021: Dosis Pertama 93.066.494, Suntikan Kedua 52.316.566
"Di seluruh dunia, pasti ada Partai Buruh atau Partai Sosial Demokrat, dengan basis konstituennya adalah buruh."
"Hanya di Indonesia tidak ada Partai Buruh," ucapnya.
Partai Buruh pernah dibentuk pada 28 Agustus 1998. Partai ini pernah mengikuti Pemilu 1999, 2004, dan 2009.
Baca juga: BEGINI Penampakan Meterai Elektronik yang Diluncurkan Pemerintah, Nantinya Bisa Dibeli di Bank
Pada media 1999, namanya berubah menjadi Partai Buruh Nasional.
Sementara pada Pemilu 2004 dan 2009, menggunakan nama Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD). (Reza Deni)