Kapolri Sampai Harus Terbitkan Telegram Agar Anggotanya Tak Reaktif Hadapi Pengkritik Jokowi

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya tidak reaktif menyikapi penyampaian aspirasi masyarakat.

Editor: Yaspen Martinus
Twitter
Seorang pria di Blitar, Jawa Timur sempat diamankan polisi karena membentangkan poster saat Presiden Jokowi melintas, Selasa (7/9/2021). 

TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya tidak reaktif menyikapi penyampaian aspirasi masyarakat.

Instruksi ini disampaikan oleh Sigit melalui surat telegram kepada jajarannya.

Telegram bernomor STR 862/IX/PAM.III/2021 yang diteken Kapolri itu, merespons tindakan anggotanya saat pengamanan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke sejumlah daerah.

Baca juga: Muhammad Kece Dianiaya Tahanan Lain, Polri Bakal Evaluasi Pengawasan di Rutan Bareskrim

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, ada sejumlah kasus yang telah menjadi sorotan lantaran anggotanya dianggap bersikap reaktif, saat mengamankan warga yang mengkritik melalui poster ataupun spanduk, ketika rombongan Presiden lewat.

Kasus yang menjadi sorotan dimulai dari pengamanan peternak telur di Blitar, hingga pengamanan mahasiswa Universitas Negeri Solo saat membentangkan poster berisikan kritik ketika Presiden Jokowi melintas.

Karena itu, surat telegram tersebut berisikan pedoman kepada jajarannya agar tidak mudah bersikap reaktif terhadap pengkritik Jokowi. Ada beberapa poin yang harus diperhatikan.

Baca juga: Hasto Kristiyanto Tegaskan PDIP dan Jokowi Tak Ingin Jabatan Presiden Ditambah Jadi Tiga Periode

"Pertama, setiap pengamanan kunjungan kerja agar dilakukan secara humanis dan tidak terlalu reaktif," kata Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/9/2021).

Selain itu, apabila terdapat sekelompok warga yang berkerumun untuk menyampaikan aspirasinya kepada Jokowi, maka tugas Polri hanya mengawal rombongan tersebut agar dapat berjalan tertib dan lancar.

"Jadi pada saat ada Pak Presiden lewat, lalu ada sekelompok masyarakat, kami mengamankan, mengawal agar tertib," jelasnya.

Baca juga: Soal Capres 2024, Sekjen PDIP: Megawati akan Berkontemplasi Mohon Petunjuk Tuhan

Selanjutnya, kata Argo, Kapolri juga meminta jajarannya menyiapkan ruang bagi masyarakat atau kelompok yang akan menyampaikan aspirasinya, sehingga dapat dikelola dengan baik.

"Jadi kepolisian setempat dapat memberikan ruang kepada masyarakat yang akan menyampaikan aspirasinya sehingga bisa disampaikan," terangnya.

Kemudian, imbuh Argo, apabila ada keluhan masyarakat yang akan menyampaikan aspirasi, maka akan dikomunikasikan dengan baik, bahwa tindakan untuk menyampaikan aspirasi tidak boleh mengganggu ketertiban umum.

Baca juga: Orang yang Diduga Menganiaya Muhammad Kece Ternyata Irjen Napoleon Bonaparte

"Secara humanis tetap kita sampaikan kepada kelompok tersebut agar tidak mengganggu ketertiban umum."

"Semua kita kelola dan kawal sehingga semua berjalan dengan baik dan lancar."

"Itu arahan dari Bapak Kapolri berkaitan dengan setiap ada kunjungan kerja Bapak Presiden ke daerah, baik saat maupun pasca-kunjungan tersebut."

"Ini kita sampaikan kepada jajaran agar dipedomani dan dilaksanakan dengan baik," terangnya.

Jokowi Berterima Kasih kepada Peternak Ayam yang Bentangkan Poster

Suroto, peternak ayam di Blitar, Jawa Timur yang membentangkan poster di depan Presiden Jokowi, diundang ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/9/2021).

Suroto mengaku kaget dan tidak percaya diundang ke Istana, karena telah membentangkan spanduk saat Presiden melakukan kunjungan kerja.

"Undangan kemarin pagi jam 8, jadi mendadak, kita ndak tahu."

Baca juga: Satu Jam Mengudara, Pesawat Rimbun Air Hilang Kontak di Papua, Angkut Bahan Bangunan dan Sembako

"Ah ini pasti bohong, ternyata ya betul-betul (diundang)," kata Suroto usai pertemuan.

Dalam pertemuan tersebut, Suroto mengaku Presiden Jokowi berterima kasih kepadanya atas aksi tersebut.

Presiden berterima kasih karena dengan adanya aksi tersebut, bisa mengetahui persoalan yang ada di bawah.

Baca juga: Varian Mu Dikabarkan Terdeteksi di Malaysia, Pemerintah dan Masyarakat Diminta Jangan Kecolongan

Saat Presiden melintas di Jalan Moh Toha Blitar, Selasa (7/9/2021), Suroto membentangkan poster bertuliskan "Pak Jokowi, bantu peternak beli jagung dengan harga wajar. Telur murah."

Akibat aksinya tersebut, Suroto diamankan petugas kepolisian sebelum kemudian dilepaskan.

"Kalau ndak ada kamu yang membentangkan poster, saya ndak akan tahu kondisi di bawah."

Baca juga: Peternak Ayam yang Bentangkan Poster Saat Kunjungan Presiden di Blitar, Dundang Jokowi ke Istana

"Karena laporan anak buahnya ndak nyampe ke atas," kata Suroto menirukan pernyataan Presiden.

Suroto mengatakan, dalam pertemuan itu, ia menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden karena telah melakukan aksi tersebut.

Ia hanya ingin menyuarakan kondisi peternak ayam petelur yang kian terjepit, karena mahalnya harga jagung sebagai pakan ayam, sementara harga jual telur murah.

Baca juga: Beredar Kabar SK Pemberhentian 57 Pegawai KPK Tak Lulus TWK Sudah Diteken, Ini Kata Firli Bahuri

"Kita produksi telur saja. seumpama 100 persen itu masih rugi, masih rugi."

"Sedangkan telur enggak bisa keluar, numpuk di kandang itu."

"Makanya saya punya inisiatif. Kalau saya ndak nekat membentangkan poster, ini pasti ndak akan ditanggapi," ucapnya.

Baca juga: Sekjen KPK: Penyaluran Kerja ke BUMN Atas Permintaan Pegawai yang Tak Memenuhi Syarat Jadi ASN

Suroto yakin kondisi tersebut terjadi karena Presiden tidak mengetahui permasalahan di bawah.

Ia juga yakin hanya Presiden yang bisa menyelesaikan masalah tersebut.

"Dalam artian, saya percaya ini ndak nyampe ke Pak Jokowi."

Baca juga: Yasonna Laoly Digoyang Imbas Kebakaran Lapas Tangerang, DPR: Kalau Menteri Mundur Masalah Selesai?

"Saya percaya satu-satunya orang di Indonesia pada saat ini yang bisa menolong peternak ya hanya Pak Jokowi, itu aja," tuturnya.

Suroto mengatakan, aksi membentangkan poster tersebut tidak memiliki tendensi politik apapun.

Aksi tersebut juga bukan bertujuan untuk mencari perhatian agar dia diundang ke Istana.

Baca juga: 3.830 Orang Positif Covid-19 yang Masih Berkeliaran di Area Publik Langsung Diisolasi Terpusat

Aksi itu terpaksa ia lakukan karena berbagai upaya yang dilakukan selama ini buntu.

Termasuk, saat meminta dialog dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan setempat.

"Ketua koperasi sudah mencoba untuk koordinasi dengan Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian setempat, minta audiensi, hearing sama Kementan, tapi yang menemui cuma dirjen PKH-nya."

Baca juga: Didakwa Terima Suap Rp 11 Miliar dan 36 Ribu Dolar AS, Kekayaan Bekas Penyidik KPK Cuma Rp 461 Juta

"Jadi, ndak bisa memberikan solusi, sedangkan kita terjepit posisinya."

"Usaha itu ndak bisa jalan," ucapnya.

Sempat Diamankan Polisi

Seorang pria di Blitar, Jawa Timur, ditangkap karena membentangkan poster bertuliskan keluhan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (7/9/2021).

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Gatot Repli menuturkan, pria yang membentangkan poster itu merupakan peternak telur yang mengeluhkan anjloknya harga telur.

"Peternak telur dia. Katanya kan harga telur anjlok. Dia memohon kepada Bapak Presiden," kata Gatot saat dikonfirmasi, Rabu (8/9/2021).

Baca juga: DAFTAR Terbaru 5 Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Cuma Ada di Tiga Provinsi

Gatot menjelaskan, keluhan para peternak ini sejatinya telah dimediasi oleh Forkompimda.

Namun, peternak telur itu masih ngotot untuk membentangkan keluhannya saat Presiden Jokowi melintas.

"Itu sebelumnya sudah difasilitasi dengan Forkompimda bahwa itu akan ditindaklanjuti keluhan-keluhan itu."

Baca juga: Warga Afrika Selatan dan Portugal Ikut Meninggal Akibat Kebakaran di Lapas Tangerang

"Cuma lainnya yang sudah paham, tapi beliaunya aja yang kalau orang Jawa bilang itu Ucul gitu loh."

"Dia sendiri membentangkan itu pada saat rombongan Bapak RI 1 lewat," terangnya.

Gatot mengaku pihaknya sempat mengamankan peternak telur tersebut.

Baca juga: KRONOLOGI Kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang, Korsleting Listrik Diduga Jadi Penyebab

Namun, dia langsung dibebaskan dan tidak ada penahanan setelah dimintai keterangan.

"Kepada yang bersangkutan tidak dilakukan penangkapan gitu loh."

"Jadi yang bersangkutan diamankan."

Baca juga: Ketua Jokowi Mania: Reshuffle Kabinet Selambat-lambatnya Awal Oktober

"Setelah dimintai keterangan dan disampaikan aspirasinya, yang bersangkutan kita lepaskan kembali."

"Tidak ditahan atau tidak ditangkap," bebernya.

Forkompimda, lanjut Gatot, juga telah mengadakan rapat untuk kembali mendengar keluhan para peternak.

Baca juga: Ketua Joman Ungkap Jokowi Mulai Jaga Jarak dengan Menteri yang Bakal Direshuffle

Tak hanya di Blitar, namun di berbagai daerah lain yang mengalami hal serupa.

"Hari ini dari Forkompimda mengadakan rapat rencananya."

"Saya mendapatkan informasi dari sana untuk menindaklanjuti aspirasi yang terjadi, bukan hanya di Blitar saja," terangnya.

Baca juga: Cukup Sekali Suntik, Ini Efikasi Vaksin Johnson and Johnson dan Cansino yang Sudah Diizinkan BPOM

Diberitakan Kompas.com, seorang pria di Blitar tiba-tiba membentangkan poster saat mobil Presiden Joko Widodo beranjak meninggalkan lokasi vaksinasi di area PIPP Kota Blitar menuju Makam Bung Karno, Selasa (7/9/2021).

Pria yang diduga peternak ayam itu muncul di antara kerumunan warga yang menyaksikan rombongan Jokowi meninggalkan area PIPP.

Hanya beberapa meter dari pintu gerbang PIPP, pria tersebut membentangkan poster dengan tulisan "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar."

Baca juga: Kemenkes Targetkan Setiap Hari 2,5 Juta Orang Divaksin Covid-19 pada Bulan September

Poster itu dibentangkan persis ketika mobil yang dikendarai Jokowi melintas pelan di Jalan Moh Hatta.

Ketika itu, jendela pintu belakang mobil terbuka dan Jokowi sedang melambaikan tangan ke arah warga.

Namun, aksi membentangkan poster tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba pria tersebut dipegangi oleh pria lainnya yang berdiri persis di sebelahnya.

Baca juga: Menkumham: Lapas Kelas I Tangerang Kelebihan Kapasitas Hingga 400 Persen

Pria yang kemudian diketahui sebagai Ketua Paguyuban Becak Makam Bung Karno, Kukuh Rudiono, itu juga merebut poster dari tangan pria diduga peternak tersebut.

"Saya kaget kok tiba-tiba ada yang mengacungkan poster di sebelah saya, langsung saya pegang dia," ujar Kukuh kepada wartawan.

Kabagops Polres Blitar Kota Kompol Hari Sutrisno yang menyaksikan kejadian tersebut langsung menggelandang pria tak dikenal itu dan membawanya ke mobil polisi.

Baca juga: Komnas HAM Tetapkan Tanggal Kematian Munir Sebagai Hari Perlindungan Pembela HAM Indonesia

Aksi pria nekat itu secara tak sengaja direkam oleh seorang penarik becak bernama Bambang Suyanto.

"Saya tidak tahu persis bagaimana awalnya orang itu bawa poster, tapi terekam di kamera saya," ujar Bambang.

Respons Kabareskrim

Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto turun tangan memeriksa kabar seorang pria di Blitar diduga ditangkap usai membentangkan poster, saat mobil Presiden Joko Widodo (Jokowi) melintas pada Selasa (7/9/2021) kemarin.

Ketika itu, eks Gubernur DKI Jakarta itu tengah meninggalkan lokasi vaksinasi di wilayah Blitar, Jawa Timur.

Namun, seorang pria yang diduga peternak ayam itu membentangkan poster betuliskan "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar."

Baca juga: 70,3 Persen Pejabat Negara Bertambah Kaya Selama Pandemi Covid-19, Harta Naik Rp 1 Miliar

Pria yang tak diketahui identitasnya itu pun ditangkap oleh pihak kepolisian. Dia pun sempat dibawa ke mobil polisi.

Menanggapi hal itu, Agus menyatakan pihaknya akan segera mengecek kabar penangkapan seorang peternak ayam tersebut ke Polda Jawa Timur.

"Saya cek dulu ya," kata Agus saat dikonfirmasi, Rabu (8/9/2021).

Hingga saat ini, pihaknya masih belum mendapatkan informasi terkait penangkapan itu dari jajarannya. (Igman Ibrahim)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved